Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD mengungkapkan bahwa banyak pengelola program keagamaan di televisi yang tak paham pasal agama.
Pernyataan ini disampaikan Mahfud saat mengisi acara di kegiatan Sertifikasi Dai di Gedung MUI, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020).
Ia menilai orang yang diminta untuk mengisi program agama seperti berceramah di televisi, dipilih secara sembarangan.
"Sembarang orang disuruh ngomong, kasih judul ini salah lagi, baca ayat salah, baca hadits salah, makhrojnya salah," ujar Mahfud.
Ia lalu mempertanyakan sejumlah pihak yang bertanggung jawab saat memilih tema dan ustaz untuk mengisi ceramah tersebut. Mahfud menilai ceramah itu justru bisa menyesatkan masyarakat.
Oleh karena itulah, menurut Mahfud, MUI dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) perlu bekerja sama guna mengundang pihak televisi untuk membahas hal tersebut.
"Ini orang dikarbit hanya karena bisa ngelucu, bisa cerita horor, bisa mendramatisir masalah lalu dijadikan sebagai da'i. Saya kira ini TV apa ini? Soalnya Alquran dijadikan dagelan dan itu bertahun-tahun di TV," jelas Mahfud.
Mahfud menambahkan, dalam pertemuan itu perlu kehadiran seorang konsultan untuk konten keagamaan.
Menurutnya, banyak ulama di MUI yang bisa menyajikan konten keagamaan dengan berbagai cara. Mulai dari cara menyampaikan dengan gaya melucu ataupun serius.
"Kiai-kiai yang lucu bisa, ndak usah cari-cari sendiri asal ketemu pelawak lalu disuruh, majelis ulama bisa kok carikan itu. Yang bisa ngelawak, bisa, yang bisa nakut-nakuti bisa. Ahlinya banyak tuh di pesantren," tegas Mahfud.