Setelah hampir setengah abad integrasi atau pembaruan hingga menjadi kesatuan yang utuh dengan tetangga terdekatnya. Terhitung hingga hari ini, Inggris resmi mengakhiri keanggotannya bersama dengan blok Uni Eropa (UE).
Tepat pada tengah malam di Brussel, Inggris mencatat sejarah baru dengan menjadi negara pertama yang meinggalkan blok UE dan menjalankannya sendiri untuk pertama kalinya sejak 1973.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson telah mendukung Brexit sejak pemungutan suara referendum 2016 untuk meninggalkan blok UE yang memicu kepahitan dan perpecahan. Dia telah berjanji untuk memimpin negara itu ke masa depan yang cerah.
"Tugas kami sebagai pemerintah, tugas saya, adalah menyatukan negara ini dan membawa negara ini terus maju," katanya dalam sebuah pernyataan untuk menandai peristiwa bersejarah itu.
"Ini bukan akhir tetapi awal. Ini adalah saat ketika fajar menyingsing dan tirai naik untuk sebuah tindakan baru," tambahnya.
Johnson juga mengatakan negara itu tidak akan merasa berbeda pada periode transisi yang dinegosiasikan sebagai bagian dari kesepakatan keluar UE-UK, yang telah disahkan.
Meskipun Inggris telah memisahkan diri, warganya tetap dapat bekerja dan berdagang secara bebas dengan negara-negara UE hingga 31 Desember, begitupun sebaliknya.
Beberapa anggota parlemen Inggris mengatakan bahwa mereka masih berharap Inggris dapat kembali ke Uni Eropa. Dan dari kesepakatan itu, Presiden Parlemen Eropa, David Sassoli mengatakan bahwa pihaknya masih menginginkan pesatuan dari pada terpecah belah.
"Kalian meninggalkan Uni Eropa, tetapi kalian akan selalu menjadi bagian dari Eropa. Sangat sulit untuk mengucapkan selamat tinggal. Itulah sebabnya, seperti kolega saya, saya akan mengatakan sampai jumpa lagi,” ujarnya.
