Pembentukan Koalisi Capres Diprediksi Bakal Terjadi Negosiasi Ulang, Ini Penyebabnya

- Kamis, 22 Desember 2022 | 08:12 WIB
Sejumlah tokoh partai politik. ((ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Sejumlah tokoh partai politik. ((ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Hingga saat ini belum ada juga koalisi yang resmi mengusung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Padahal pendaftaran capres-cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dilakukan pada bulan November 2023.

Mengenai hal tersebut, Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat memandan para Ketua Umum Partai Politik sedang menghadapi dilema di dalam menghadapi Pilpres 2024.

Menurutnya, masing-masing partai politik saat ini masih memasang tawaran tertinggi untuk bisa maju sebagai capres. Seiring waktu, daya tawar posisi pun mereka akan dihadapkan pada proses negosiasi untuk mencari dukungan. 

"Ini kan hanya untuk daya tawar politik di awal. Jadi semua semua memasang ingin jadi capres. Tapi nanti seiring dengan waktu, menjelang pertengahan 2023 nanti akan terjadi negosiasi ulang," ujar Cecep kepada wartawan, Kamis (22/12/2022).

Baca Juga: Sekjen Gerindra: Prabowo Capres Tunggal Gerindra, selain Itu Ilegal!

Menurut Cecep, hal itu memungkinkan terjadi ketika melihat karakter koalisi partai politik di Indonesia tidak mendapati landasan yang kuat untuk menjadi koalisi permanen. 

Dikatakan, tidak tertutup kemungkinan sosok yang saat ini disebut-sebut sebagai bakal calon presiden malah tidak berhasil ikut serta dalam Pilpres 2024. Karena akan ada kontemplasi internal dalam tubuh partai dalam menentukan untung-rugi dalam sebuah kontestasi dan peluang terbesar untuk menang pilpres.

"Di situ akan ada kontemplasi internal. Mereka akan melihat popularitas di masyarakat," urai dia.

-
Pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2024. (Indozone/Asep Bidin Rosidin)

Baca Juga: Di Era Digital Gini, Kok Kampanye Tatap Muka Masih Diperlukan?

Cecep menilai ada waktu untuk para king maker yakni Ketua Umum Parpol dalam menjajaki dan meramu negosiasi yang diharapkan. Namun akhirnya mereka akan realitis dalam penempatan posisi.

"Mereka akan realistis pada akhirnya, melihat hasil survei dan kecenderungan. Maulah nanti dilamar jadi cawapres atau menko," tutur dia.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Algoritma, Aditya Perdana, mengatakan bahwa para Ketum Parpol pastinya bakal berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal capres-cawapres.

“Tapi, yang dilupakan adalah Pak Jokowi, sebagai presiden, dan punya pengaruh, bukan hanya di istana tetapi juga di koalisi,” tutur Aditya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X