Warga Mengungsi, Bantuan Logistik Dikirimkan ke Wamena Papua

- Senin, 30 September 2019 | 11:28 WIB
Warga memadati Bandara Wamena, Jayawijaya, Papua, Jumat (27/9/2019). Warga Wamena terus memadati bandara untuk meninggalkan Wamena pascakerusuhan pada Senin (23/9/2019). (ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/wpa/foc)
Warga memadati Bandara Wamena, Jayawijaya, Papua, Jumat (27/9/2019). Warga Wamena terus memadati bandara untuk meninggalkan Wamena pascakerusuhan pada Senin (23/9/2019). (ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/wpa/foc)

Akibat kerusuhan di Wamena, Papua, masyarakat mengungsi dan meminta evakuasi ke wilayah aman. Untuk memenuhi kebutuhan pengungsi, Kementerian Sosial mengirimkan bantuan logistik bagi kelompok rentan atau penyintas. 

Kementerian Sosial telah menyalurkan bantuan dengan nilai Rp3,8 miliar dalam bentuk logistik, usaha ekonomi produktif, dan santunan bagi ahli waris korban meninggal.

Bantuan pemerintah tersebut antara lain diberikan dalam bentuk pelayanan dapur umum bagi 5.000 orang, 1.500 paket perlengkapan pakaian anak, 1.500 paket perlengkapan pakaian pria, 1.500 paket perlengkapan pakaian perempuan, 2.500 matras, 1.500 tenda gulung atau terpal, dan 2.500 selimut.

Selain itu, memberikan 100 paket bantuan usaha ekonomi produktif dan akan menyalurkan santunan kepada ahli waris 32 korban kerusuhan Wamena yang meninggal dunia masing-masing Rp15 juta.

Kerusuhan yang terjadi dalam demonstrasi yang berlangsung di Wamena menyebabkan 32 orang meninggal dunia, 77 orang terluka, dan 9.240 warga mengungsi.

Kerusuhan di Wamena juga menyebabkan 224 mobil dan 150 sepeda motor terbakar serta menimbulkan kerusakan 165 rumah, 20 kantor, dan 456 tempat usaha milik warga.

Akibat kerusuhan itu, menurut data Kementerian Sosial, sebanyak 8.617 warga mengungsi di 25 posko pengungsian yang tersebar di Wamena dan 523 warga mengungsi di lima lokasi di Jayapura.

Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, Dinas Sosial Provinsi Jayapura dan Kabupaten Jayawijaya, telah mendirikan dapur umum untuk melayani warga yang mengungsi.

Selain itu, Taruna Siaga Bencana, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), serta Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) sudah dikerahkan untuk mendata korban yang meninggal dunia dan tempat usaha yang rusak akibat kerusuhan serta memperhitungkan kebutuhan para pengungsi.

"Tim layanan dukungan psikososial juga telah diterjunkan ke lokasi untuk memberi trauma healing (pemulihan trauma) di tempat pengungsian," kata Menteri Sosial.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X