Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok resmi meluncurkan aplikasi bernama Jangkau pada Agustus 2019. Pembuatan aplikasi ini sendiri terpikirkan oleh BTP saat ia masih berada di tahanan Mako Brimob.
Dengan aplikasi Jangkau, BTP berharap bisa membantu banyak orang yang membutuhkan. Dengan aplikasi tersebut, ia juga berharap bantuan yang disalurkan bisa tepat sasaran.
Menurut BTP, selama ini, subsidi untuk masyarakat miskin seringkali tidak tepat sasaran. Oleh karena itu, menurutnya, perlunya memanfaatkan teknologi saat pemberian subsidi karena ada datanya yang akurat.
"Karena selama ini subsidi kita di dalam barang boleh dikatakan tidak tepat sasaran. Karena saya orang politik. Sama juga di Papua, kalau kita lihat itu harga barang bisa begitu mahal kalau kita subsidi di barang akan hilang," kata Ahok di kanal YouTube-nya 'Panggil Saya BTP'.
BTP kemudian mengatakan bahwa ini tidak hanya soal sumbang menyumbangnya, tapi juga soal data. Menurutnya, data adalah hal penting dalam penyaluran subsidi.
Baca juga: Buku Panggil Saya BTP Meluncur, Kisah Haru Ahok Semasa di Mako Brimob
"Dengan teknologi seperti ini sangat tepat kalau semua orang memiliki rekening bank itu nggak susah bank begitu besar kok sekarang dengan teknologi yang ada, bukan soal sumbang menyumbangkan juga masalahnya ini masalah data, data ini yang selalu mahal dan kita tidak pernah memperbarui," katanya lagi.
BTP juga menyinggung soal menteri yang terjerat kasus korupsi. Dengan adanya aplikasi ini, BTP berharap tidak terjadi lagi korupsi dana bantuan sosial seperti yang baru-baru ini terjadi.
"Saya mengharapkan aplikasi Jangkau ini menjadi sebuah dashboard data yang baik untuk seluruh pemerintah daerah dan seluruh kementerian. Jadi saya harap tidak lagi terjadi tuh gara-gara sembako menteri ketangkap gitu lho, ini kan kasihan banget," ujar BTP.
