Sederet Kisah Pilu Perawat Pasien Corona Lawan Stigma Masyarakat

- Senin, 13 April 2020 | 11:13 WIB
Perawat yang bertugas menangani virus corona. (ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro)
Perawat yang bertugas menangani virus corona. (ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro)

Sampai detik ini, virus corona masih jadi momok menakutkan orang-orang dari berbagai belahan dunia, termasuk juga Indonesia.

Di tengah wabah virus corona yang semakin meresahkan banyak orang, dokter, perawat atau petugas medis lainnya berperan sebagai garda terdepan.

Mereka bukannya tak takut dengan virus corona, hanya saja, ketakutan mereka terkalahkan dengan besarnya tanggung jawab mereka sebagai seorang dokter.

Tak semua orang menyadari bahwa petugas medis telah berani mengorbankan hidupnya demi nyawa orang lain.

Ironisnya, sebagian masyarakat malah memberikan pandangan sinis dan memberikan tindakan tak menyenangkan pada para perawat, yang telah berjuang menangani pasien corona.

Kita sering mendengar atau melihat berita tentang perawat atau petugas medis, yang ditolak berada di tengah masyarakat.

Bahkan, baru-baru ini, kita digemparkan dengan kisah perawat positif corona yang ditolak dimakamkan di Desa Sewakul, Ungaran.

Selain itu, ada segilintir kisah lainnya seputar perawat yang dipandang sinis dan mendapat perlakuan tak menyenangkan dari masyarakat, padahal sudah berjuang menangani pasien corona.

Nah, berikut ini ulasannya!

1. Jenazah perawat positif corona yang ditolak warga

-
Ilustrasi petugas pemakaman membawa jenazah pasien corona. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Di Semarang, jenazah perawat positif corona yang bekerja di RSUP Dr. Kariadi Semarang ditolak oleh warga di Desa Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Desa ini sebenarnya dipilih karena ayah sang perawat juga dimakamkan di tempat itu.

"Keluarga meminta dimakamkan di Sewakul Ungara Timur agar dekat dengan makam ayahnya," ujar Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan.

Awalnya, tak ada penolakan dari warga, namun di hari pemakaman, tiba-tiba sekolompok warga tak menerima bila jenazah perawat itu dikebumikan di desa tersebut. Hingga akhirnya, lokasi pemakaman pun terpaksa dipindahkan.

"Oleh keluarga kemudian dimakamkan di Bergota makam keluarga RS Kariadi Semarang, karena beliau bertugas di sana," ucapnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X