Diguyur Dana KUR, Banyak UMKM Tak 'Naik Kelas'

- Selasa, 5 November 2019 | 09:02 WIB
Seorang pelaku usaha yang sedang menata dagangannya. (Antara/Basri Marzuki)
Seorang pelaku usaha yang sedang menata dagangannya. (Antara/Basri Marzuki)

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2019 hingga 31 Agustus 2019 sebesar Rp102,021 triliun yang telah disalurkan kepada 3,6 juta debitur. 

Meski demikian, jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang naik kelas, disebut tidak signifikan jumlahnya. Salah satu penyebabnya adalah penyaluran KUR yang tidak tepat sasaran. 

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komite Tetap Bidang Pembinaan dan Pengembangan UMKM dan Koperasi–KADIN INDONESIA, Sharmila Yahya dalam diskusi di gedung Bursa Efek Jakarta, Senin (4/11) kemarin. 

Sharmila mengungkapkan, perbankan tidak benar-benar memberikan KUR secara tepat sasaran kepada UMKM dan rata-rata KUR yang disalurkan justru kepada nasabah kredit komersial yang dialihkan ke KUR. 

"Saya heran, KUR itu berapa ratus triliun, KUR itu juga subsidinya dari APBN. Tapi yang sakitnya itu disini, bukan tepat sasaran tapi mereka (Perbankan) itu konversi daripada UMKM yang sudah menerima kredit komersial, ditukar jadi KUR supaya pengembalian pembayarannya itu pasti. Nah Loh!, Jadi 3 tahun terakhir ini jumlah UMKM naik kelas itu tidak kejadian, padahal KUR nya dapet," ungkap Sharmila. 

Selain itu, lanjut dia, meski KUR sendiri sudah dijamin pengembaliannya oleh negara, namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa UMKM yang tidak bankable dan tidak memberikan agunan, akan sangat sulit untuk mengakses KUR. 

"Yang mikro itu (UMKM) meski sudah dikasih KUR, tapi mengaksesnya itu pun susah. Tetap aja minta agunan, tetap aja minta persyaratan perbankan. Nah, selama mereka di sektor riil tapi tidak bankable, tidak akan dapat (KUR)," ungkapnya. 

Sharmila khawatir, jika penyaluran KUR terus seperti ini, maka para pengusaha UMKM bisa saja beralih ke Fintech yang justru akan memunculkan masalah baru di kemudian hari karena suku bunga pinjaman Fintech jauh Diatas suku bunga KUR yang hanya 7 persen. 

"Akhirnya kami (Kadin) sekarang cari uang ke luar negeri, kemana-mana untuk ambil CSR untuk mereka (UMKM).Saya sekarang mengelola sekitar 30 ribu warung-warung UMKM, kita beri mereka (Pinjaman) Rp50 juta tanpa bunga dan tanpa agunan, bisa," tegasnya. 

Pemerintah sendiri sebenarnya telah menargetkan penyaluran KUR di 2019 sebesar Rp140 triliun. Jumlah itu naik dari tahun 2018 sebesar Rp123,8 triliun. 

Rinciannya, untuk KUR Mikro sebesar Rp62,51 triliun (3.340.324 debitur), KUR Kecil Rp38,89 triliun (254.905 debitur), dan KUR Penempatan TKI Rp602,972 juta (34.366 debitur). (SN)

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X