Lockdown Dikendorkan, Harga Minyak Mulai Melambung

- Rabu, 6 Mei 2020 | 09:20 WIB
Harga minyak dunia melambung. (Pexels/Life Of Pix)
Harga minyak dunia melambung. (Pexels/Life Of Pix)

Harga minyak pada Selasa (5/5/2020) atau Rabu (6/5/2020) WIB bergerak menguat. Hal itu terjadi karena beberapa negara Eropa dan Asia bersama dengan sejumlah negara bagian AS mulai mengurangi langkah-langkah penguncian (lockdown) akibat virus corona.

Penguatan yang terjadi hari ini memperpanjang kenaikan minyak mentah Brent menjadi enam hari berturut-turut, sementara West Texas Intermediate (WTI) kini menguat untuk lima sesi berturut-turut. Permintaan bahan bakar di seluruh dunia turun sekitar 30% pada April, tetapi permintaan meningkat sedikit karena upaya untuk mengangkat pembatasan perjalanan.

Patokan internasional, minyak mentah berjangka Brent, ditutup melambung US$3,77, atau 13,9%, menjadi US$30,97 per barel, demikian laporan  Reuters, di New York, Selasa (5/5/2020) atau Rabu (6/5/2020) pagi WIB.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, melejit US$4,17, atau 20,5%, menjadi US$24,56 per barel.

Italia, Spanyol, Nigeria dan India, serta beberapa negara bagian AS termasuk Ohio, mulai mengizinkan beberapa orang untuk kembali bekerja dan membuka taman, perpustakaan dan proyek konstruksi. Namun, pakar kesehatan memperingatkan bahwa langkah semacam itu dapat menyebabkan infeksi virus corona meningkat lagi.

-
Alat untuk mengilang minyak.(freepik)

"Pasar mulai menyadari bahwa kehancuran permintaan sangat mengerikan, tetapi kita membuka kembali (perekonomian) dan permintaan akan menjadi lebih baik," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.

"Tetapi pemotongan produksi baru saja dimulai," sambungnya.

Presiden Donald Trump mendukung langkah-langkah oleh sejumlah negara bagian untuk membuka kembali ekonomi mereka. Lalu lintas kendaraan di sebagian besar Amerika Serikat, termasuk kawasan yang belum mencabut perintah tinggal di rumah, juga mengalami peningkatan, kata riset RBC Capital Markets dalam sebuah catatan.

Bank Swiss, UBS, mengatakan pelonggaran pembatasan akan membantu menyeimbangkan penawaran dan permintaan, yang mengarah pada kekurangan pasokan di kuartal keempat. Morgan Stanley mengatakan puncak kelebihan pasokan di pasar global kemungkinan telah tercapai dan krisis penyimpanan mereda.

"Persediaan meningkat tetapi tidak sekuat yang ditakuti: Dengan langkah-langkah  social distancing meningkat pada Maret, lonjakan persediaan tidak sekuat yang ditakuti," katanya dalam sebuah catatan.

-
Ilustrasi.(freepik)

Ekspor minyak mentah Arab Saudi pada Mei diperkirakan turun menjadi sekitar 6 juta barel per hari (bph), terendah dalam hampir satu dekade, kata sumber industri dan analis.

Eksportir utama memangkas produksi mulai Mei di bawah pakta pasokan dengan Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutu seperti Rusia.
Namun, CEO Vitol, Russell Hardy, mengatakan permintaan puncak jangka panjang mungkin terkikis secara permanen. Permintaan minyak global merosot 26 juta hingga 27 juta barel per hari (bph) pada April, dan Hardy memperkirakan penurunan  year-on-year  lebih dari 8 juta bph.

Selain itu, lalu lintas udara diperkirakan tidak akan pulih segera, yang akan memperlambat pemulihan permintaan bahan bakar.

Stok minyak mentah AS terlihat meningkat selama 15 pekan berturut-turut, sementara persediaan produk minyak juga kemungkinan melonjak pekan lalu, menurut jajak pendapat pendahuluan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X