Jokowi Prediksi Indonesia Berhenti Impor Petrokimia 2024

- Jumat, 6 Desember 2019 | 14:56 WIB
Presiden Jokowi memberi sambutan saat meresmikan pabrik baru polyethylene (PE) CAP di Cilegon, Jumat (6/12). (Antara/Asep Fathulrahman)
Presiden Jokowi memberi sambutan saat meresmikan pabrik baru polyethylene (PE) CAP di Cilegon, Jumat (6/12). (Antara/Asep Fathulrahman)

Presiden Joko Widodo memprediksi Indonesia bakal berhenti mengimpor bahan-bahan petrokimia, paling lambat pada 2024. Jokowi optimistis karena pabrik baru polyethylene PT Chandra Asri Petrochemical Tbk resmi beroperasi di Cilegon, Banten, Jumat (6/12).

"Firasat saya 4-5 tahun lagi, kita tidak lagi impor bahan-bahan petrokimia," kata Jokowi ketika memberi sambutan.

Pabrik Chandra Asri Petrochemical memproduksi polietilena yang merupakan bahan baku produk pendukung infrastruktur, serta sejumlah industri lain dan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri.

"Kita tahu semuanya PT Chandra Asri ini adalah pionir industri petrokimia yang ada di Tanah Air. Oleh karena impor kita di bidang petrokimia masih besar, kita harapkan bahwa investasi penanaman modal yang terus menerus di bidang ini harus terus kita berikan ruang," ujar Jokowi. 

Jokowi mengapresiasi investasi yang dilakukan membangun pabrik baru tersebut yang hasil produksinya dijadikan produk substitusi impor. Sebagaimana diketahui, impor minyak dan gas serta petrokimia untuk kebutuhan industri nasional masih terlampau besar sehingga memberatkan neraca perdagangan.

"Salah satu masalah besar yang dihadapi negara kita ini adalah defisit transaksi berjalan, juga yang namanya defisit perdagangan karena barang-barang yang kita produksi di dalam negeri bahan bakunya kebanyakan masih impor," tutur Jokowi. 

Pabrik petrokimia ini merupakan yang kedua didirikan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon. Pabrik tersebut memiliki kapasitas 400.000 ton per tahun, sehingga menjadikan total keseluruhan kapasitas kedua pabrik 736.000 ton. 

Adapun proyek dari perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu ini bernilai USD380 juta atau setara dengan Rp5,32 triliun.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X