Indonesia Prihatin dengan Rencana Australia Ingin Miliki Kapal Selam Tenaga Nuklir

- Jumat, 17 September 2021 | 23:14 WIB
Ilustrasi. Kapal selam rudal balistik kelas Ohio USS Tennessee kembali ke Pangkalan Kapal Selam Angkatan Laut Kings Bay, Georgia dalam foto selebaran 6 Februari 2013 ini.  (photo/U.S. Navy/Handout via Reuters/ilustrasi)
Ilustrasi. Kapal selam rudal balistik kelas Ohio USS Tennessee kembali ke Pangkalan Kapal Selam Angkatan Laut Kings Bay, Georgia dalam foto selebaran 6 Februari 2013 ini. (photo/U.S. Navy/Handout via Reuters/ilustrasi)

Menyusul pengumuman Australia yang ingin memiliki kapal selam bertenaga nuklir, Indonesia menyampaikan keprihatinan atas terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan.

"Indonesia menekankan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi kewajibannya mengenai non-proliferasi nuklir," kata Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan resminya yang dirilis pada Jumat (17/9) dikutip dari ANTARA.

Lebih lanjut, Indonesia mendorong Australia untuk terus memenuhi kewajibannya untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan di kawasan sesuai dengan Treaty of Amity and Cooperation.

Indonesia mendorong Australia dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan secara damai.

Dalam kaitan ini, Indonesia menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982 dalam menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan.

Sebelumnya, Australia mengumumkan rencananya untuk membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir di bawah kemitraan keamanan Indo-Pasifik dengan Amerika Serikat dan Inggris.

Australia akan menjadi negara kedua setelah Inggris pada 1958 yang diberi akses ke teknologi nuklir AS untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir.

"Dunia kita menjadi lebih kompleks, terutama di sini di kawasan kita, Indo-Pasifik," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

Baca juga: TNI AL Benarkan Soal Kapal Induk AS Sering Melintasi Laut Natuna Utara

"Untuk memenuhi tantangan ini, untuk membantu memberikan keamanan dan stabilitas yang dibutuhkan kawasan kami, kami sekarang harus membawa kemitraan kami ke tingkat yang baru,” ujar Morrison, menambahkan.

Saat mengumumkan kelompok keamanan baru itu pada Rabu (15/9), Amerika Serikat, Inggris dan Australia disebut akan membangun kerja sama keamanan di Indo-Pasifik untuk mengimbangi pengaruh China yang terus meningkat di kawasan itu.

Merespons pengumuman tersebut, Kedutaan Besar China di AS mengatakan bahwa negara-negara "tidak boleh membangun blok eksklusif yang menargetkan atau merugikan kepentingan pihak ketiga".

"Secara khusus, mereka harus melepaskan mentalitas Perang Dingin dan prasangka ideologis mereka," kata Kedubes China.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X