Momen Dramatis Polisi Menembak Mati Simpanse Peliharaan yang Menyerang Putri Pemilik

- Jumat, 25 Juni 2021 | 09:35 WIB
Simpanse yang ditembak mati oleh polisi. (Facebook/Buck Brogoitti Animal Rescue INC)
Simpanse yang ditembak mati oleh polisi. (Facebook/Buck Brogoitti Animal Rescue INC)

Sebuah rekaman menunjukkan polisi menembak mati seekor simpanse peliharaan beberapa saat setelah hewan itu menyerang putrinya.

Tamara Brogoitti (68) mengatakan hewan bernama Buck itu lepas kendali setelah lolos dari kandangnya di sebuah peternakan di kota Pendleton, Oregon pada Minggu pagi (20/6/2021).

Dikutip dari Daily Star, putrinya yang berusia 50 tahun, yang tak disebutkan namanya, digigit di kaki, lengan, dan dada.

Rekaman bodyworn yang dibagikan oleh Kantor Sheriff Umatilla County menunjukkan seorang deputi mencari Buck saat dia memasuki properti.

-
Momen saat polisi menembak simpanse. (Umatilla County Sheriff's Office)

Ketika dia membuka pagar, dia melihat simpanse menatapnya dan merintih. Buck melarikan diri ketika petugas itu berteriak.

"Saya akan mencoba masuk untuk menembak. Apakah ada orang di sana? Apakah kamu aman?" tanya petugas.

Sang ibu menjelaskan bahwa dia telah mengunci dia dan putrinya di ruang bawah tanah sebelum memberikan izin kepada petugas untuk membunuhnya.

Polisi kemudian melepaskan tembakan melalui pagar dan mengatakan hewan itu sudah jatuh.

Tamara telah membuat panggilan darurat dan meminta ambulans saat berlindung di ruang bawah tanah.

Baik Tamara dan putrinya dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.

Tamara yang menjalankan Buck Brogoitti Animal Rescue, telah bersama dengan Buck selama 17 tahun dan diizinkan untuk memilihara simpanse meskipun Oregon melarang memiliki primata pada tahun 2010, karena dia sudah memiliki hewan peliharaan.

Tetapi kelompok hak-hak binatang PETA mengatakan mereka telah memperingati kantor sheriff county di masa lalu bahwa Tamara memiliki bom waktu yang berdetak.

"PETA memperingatkan otoritas negara bagian bahwa Tamara Brogoitti telah menciptakan bom waktu dengan melakukan kontak langsung dengan kera berbahaya, dan sekarang, dia sudah mati dan seorang wanita telah dianiaya karena penolakan Brogoitti untuk mengikuti saran para ahli dan memindahkan Buck ke tempat perlindungan yang terakreditasi," kata Brittany Peet, Deputy General Counsel for Captive Animal Law Enforcement di PETA kepada KXLY.com.

"Sejak jauh sebelum simpanse Travis mencabik-cabik wajah seorang wanita pada tahun 2009, sudah jelas bahwa serangan tidak dapat dihindari selama orang terus memperlakukan simpanse seperti Chihuahua," sambungnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X