Luhut Panjaitan Sebut Pembuat Film Dokumenter Sexy Killers Kurang Kerjaan

- Rabu, 24 April 2019 | 13:54 WIB
Antara/Rony Muharraman
Antara/Rony Muharraman

Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa informasi yang disampaikan di film dokumenter Sexy Killers tidak benar. Film itu sendiri mengulas soal dampak penggalian tambang batu bara dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada lingkungan dan masyarakat sekitar.

"Tidak benar itu. Kurang kerjaan itu," ujarnya. Di film itu, diceritakan bahwa beberapa penggalian tambang batu bara di Kalimantan, Sulawesi, Sumatra. Nama Luhut pun disebut sebagai pemegang saham perusahaan batu bara, PT Toba Bara Tbk (TOBA) di dalam film yang disutradarai oleh Dandhy Laksono itu.

PT Toba Bara Tbk disebut menjadi salah satu pihak yang menambang batu bara hingga dikirim ke berbagai kawasan untuk pembangunan PLTU yang dianggap tidak bertanggung jawab pada masyarakat sekitar.

Beberapa contohnya seperti udara yang tercemar, kurangnya air bersih, tidak ditutupnya sisa galian tambang, dan mengambil lahan kerja transmigran yang sebagian besar bertani.

Selain itu, galian bekas tambang yang tidak ditutup kembali oleh perusahaan juga membuat nyawa sejumlah anak kecil melayang. Adapun korban lainnya, seorang warga yang tinggal dekat dengan pembangunan PLTU diceritakan terkena kanker hingga akhirnya meninggal dunia lantaran menghisap udara dari pembangkit tersebut.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X