Pertahankan Eksistensi Pariwisata di Era New Normal, Apa Upaya Kemenparekraf?

- Jumat, 24 Juli 2020 | 15:14 WIB
Salah satu tempat pariwisata di Pangandaran, Jawa Barat. (Pixabay/rendy224)
Salah satu tempat pariwisata di Pangandaran, Jawa Barat. (Pixabay/rendy224)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berupaya mempertahankan eksistensi pariwisata Indonesia di pasar mancanegara, terutama Thailand dan Indochina.

Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Vinsensius Jemadu mengatakan, pihaknya memberikan informasi terbaru kepada para pelaku industri di Thailand dan Indochina terkait apa yang sudah dikerjakan oleh Indonesia terkait persiapan destinasi wisata dalam menyambut wisatawan mancanegara.

Kemenparekraf pun memperkuat pariwisata Indonesia pada era normal baru dan mempromosikan destinasi Indonesia kepada publik yang lebih luas di mancanegara.

"Ini merupakan langkah Kemenparekraf agar pariwisata Indonesia tetap terjaga eksistensinya di pasar Thailand dan Indochina sehingga harus tetap menjalin kerja sama dengan mitra-mitra industri pariwisata," kata Vinsensius, Jakarta, Jumat (24/7/2020).

Vinsensius menyebut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Mei 2020 mengalami penurunan sebesar 86,90% dibandingkan jumlah kunjungan pada Mei 2019 lalu.

-
Pantai Widodaren, Gunung Kidul, Yogyakarta. (Instagram/@herawan_9446)

Ia menilai, fakta tersebut harus disikapi dan dijadikan sebagai tantangan untuk bisa lebih baik lagi kedepannya.

"Data tersebut menunjukkan tantangan yang harus kita hadapi. Pola permintaan wisatawan berubah akibat pandemi Covid-19. Wisatawan akan mengutamakan kesehatan dan keselamatan selama berwisata. Oleh karena itu, Kemenparekraf melakukan berbagai upaya, mulai dari upaya internal maupun eksternal," ujarnya.

Dia menambahkan salah satu upaya eksternal yang dilakukan pihaknya adalah promosi mengenai kampanye InDOnesia CARE (I DO CARE) yang lebih memfokuskan kepada protokol Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan (CHSE) di masing-masing destinasi, misalnya di Yogyakarta.

Alasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya dipilih karena merupakan destinasi wisata favorit wisatawan mancanegara asal Thailand dan Indochina.

"Serta memilih Yogyakarta karena kemiripan kebudayaan, makanan, dan kesamaan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Thailand dan Indochina," tutupnya.

Perlu dikeahui, data yang diperoleh Indozone, kunjungan wisman ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk pada Mei 2020 berjumlah 163.646 kunjungan atau mengalami penurunan sebesar -86,90% dibandingkan Mei 2019 yang berjumlah 1.249.536 kunjungan.

Kunjungan wisman pada tiga pintu besar dari 26 pintu masuk utama Mei 2020 dibandingkan Mei 2019, yaitu Ngurah Rai mengalami penurunan sebesar -99,99%; Soekarno-Hatta mengalami penurunan sebesar -99,75% serta Batam mengalami penurunan sebesar -98,76%.

Berdasarkan kebangsaan, jumlah kunjungan wisman Mei 2020 di seluruh pintu masuk tercatat jumlah kunjungan tertinggi, yakni Timor Leste sejumlah 81.486 kunjungan, Malaysias sejumlah 66.385 kunjungan Tiongkok sejumlah 1.878 kunjungan, Filipina sejumlah 1.819 kunjungan, dan Singapura sejumlah 1.335 kunjungan.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X