Pada Jumat (10/7/2020), Amazon sempat melarang karyawannya menggunakan aplikasi TikTok. Namun, di hari yang sama dalam rentang beberapa jam, e-commerce tersebut kemudian membatalkan larangannya terkait penggunaan aplikasi TikTok di perangkat karyawan dan menyebut tindakan tersebut sebagai kesalahan.
Kabar pelarangan tersebut datang di minggu yang sama setelah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan bahwa Amerika Serikat berencana memblokir TikTok. Mike mengatakan, alasan pemblokiran tersebut karena khawatir aplikasi tersebut berbagi informasi pengguna dengan pemerintah Tiongkok.
Tidak jelas apa yang menyebabkan Amazon membuat larangan tersebut. Namun, berdasarkan keterangan dari sumber, para petinggi Amazon tidak mengetahui kebijakan untuk menghapus TikTok dari perangkat karyawan.
Pada akhirnya, larangan tersebut dibatalkan setelah perwakilan TikTok dan Amazon membahas masalah tersebut, menurut email yang dikirim ke karyawan TikTok.
Sebelumnya, TikTok dalam keterangan resminya mengatakan bahwa pihaknya telah menghapus lebih dari 49 juta video dari seluruh dunia. Puluhan juta video tersebut dihapus karena dianggap mengandung ujaran kebencian, pornografi, perilaku berbahaya, dan ilegal untuk anak di bawah umur.
Kurang dari 1% dari video yang dihapus platform buatan Tiongkok tersebut juga dianggap telah melanggar kebijakan integritas keaslian dan organisasi yang berbahaya. Pihak TikTok menghapus 4,6 juta video dari Amerika Serikat.