Viral Foto Komodo 'Hadang' Truk Proyek Berujung #SaveKomodo, Kementerian PUPR Buka Suara

- Senin, 26 Oktober 2020 | 10:33 WIB
Foto komodo seolah hadang truk proyek (Instagram/gregoriusafioma)
Foto komodo seolah hadang truk proyek (Instagram/gregoriusafioma)

Panah kecaman kembali diarahkan kepada pemerintah usai viral sebuah foto yang memperlihatkan seekor komodo seolah menghadang truk proyek.

Foto ini dijepret di proyek Pembangunan destinasi wisata bertema Jurassic Park di pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, yang bernilai puluhan miliar rupiah.

Menurut netizen, proyek ini bisa membahayakan kelangsungan hidup dan konservasi di Taman Nasional Komodo. Terkait kritikan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) angkat bicara.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa  Pulau Rinca yang termasuk dalam Taman Nasional Komodo, merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Oleh karena itu, pemerintah melakukan penataan serta pembangunan sarana dan prasarana pendukung pariwisata. Pembangunan ini dilangsungkan secara hati-hati demi melindungi Taman Nasional Komodo yang merupakan World Heritage Site UNESCO.

"Dalam hal ini, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) melalui Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) yang ditandai dengan penandatanganan kerja sama pada 15 Juli 2020." tutur Menteri Basuki dalam keterangannya, Senin (26/10/2020).

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Dapat kiriman foto tentang situasi pembangunan “jurassic park” ini dr seorang teman.? Komodo “hadang” Truck pembangunan Jurassic Park di Rinca. ? ? Ini benar-benar “gila”, tak pernah dibayangkan sebelumnya bisa terjadi. ? ? Truk masuk ke dalam kawasan konservasi yang dijaga ketat selama puluhan tahun dan telah secara sistematik meminggirkan masyarakat dari akses terhadap pembangunan yg layak demi konservasi. ? ? Ini barangkali truk pertama yang masuk ke dalam kawasan konservasi komodo sejak komodo menjadi perhatian dunia tahun 1912.? ? Dengan santuy, orang menyaksikan dari atas truk, tanpa mereka menyadari bahwa kawasan ini telah melewati sejarah yang sangat panjang dan melibatkan narasi-narasi pengorbanan dari berbagai pihak. ? ? Semua cara untuk menentang rencana ini sudah dilakukan dan dilakukan secara terhomat sebagaimana pemuja rejim ini kehendaki baik di jalanan maupun di kantor-kantor pemerintahan, namun nyatanya memang tidak didengarkan. ? ? Pembangunan ini berawal dari kunjungan presiden Jokowi pada Juli 2019. Dalam kunjungan itu, ia mengumumkan rencana pembangunan tersebut. KLHK yang menjadi pengelolah TNK, hanya “nurut” saja kemauan presiden. ? ? Padahal tahun sebelumnya, beramai-ramai orang membongkar pengaplingan PT. Segara Komodo Lestari, milik David Makes (adiknya, Josua Makes, pemilik plataran komodo) di kawasan yang sama dan KLHK berkomitmen meninjau kembali ijin pembangunan dalam kawasan. ? ? Saya sendiri skeptis apakah pembangunan ini benar-benar suatu keputusan yang terencana atau rencana yang impulsif karena momentum saja. Jokowi sendiri mungkin tak banyak paham tentang konservasi komodo jika hanya mengandalkan satu-dua kali kunjungan saja. ? ? Dalam kunjungan kedua itu, kita mudah melihat siapa yang memfasilitasi Jokowi saat itu (bdk, kapal, tempat nginap, dan orang-orang yang mendampingi). ? Presiden yang terobsesi dengan investasi apalagi yg menjual “kesejahteraan” masyarakat, tentu sangat antusias dg rencana itu. Padahal konsekuensinya banyak.? ? Melihat foto ini, dalih zona pemanfaatan hanyalah alibi semata. tahapan proses pembangunan ini saja, sdh jelas mengabaikan prinsip konservasi, apalagi bangunan dan model pengelolaan.

A post shared by gregorius afioma (@gregoriusafioma) on

Koordinasi intensif dilakukan dengan berbagai pemangku kepentingan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan di lapangan untuk mencegah terjadinya dampak negatif terhadap habitat satwa, khususnya komodo.

Pembangunan infrastruktur yang dilakukan meliputi penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk.

Saat ini, kegiatan proyek yang berlangsung di Pulau Rinca meliputi:

  1. Dermaga Loh Buaya, yang merupakan peningkatan dermaga eksisting
  2. Bangunan pengaman pantai yang sekaligus berfungsi sebagai jalan setapak untuk akses masuk dan keluar ke kawasan tersebut.
  3. Elevated Deck pada ruas eksisting, berfungsi sebagai jalan akses yang menghubungkan dermaga, pusat informasi serta penginapan ranger, guide dan peneliti, dirancang setinggi 2 meter agar tidak mengganggu aktivitas komodo dan hewan lain yang melintas serta melindungi keselamatan pengunjung.
  4. Bangunan Pusat Informasi yang terintegrasi dengan elevated deck, kantor resort, guest house dan kafetaria.
  5. Bangunan penginapan untuk para ranger, pemandu wisata, dan peneliti, yang dilengkapi dengan pos penelitian dan pemantauan habitat komodo.

Saat ini penataan Pulau Rinca tengah memasuki tahap pembongkaran bangunan eksisting dan pembuangan puing, pembersihan pile cap, dan pembuatan tiang pancang.

Halaman:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

X