Data 91 Juta Penggunanya Bocor, Pakar Keamanan Siber Minta Tokopedia Bertangggungjawab

- Minggu, 5 Juli 2020 | 17:03 WIB
Ilustrasi hacker. (Foto: Pixabay)
Ilustrasi hacker. (Foto: Pixabay)

Pakar keamanan siber dari Communication and Informatian System Security Research Center (CISSReC), Doktor Pratama Persadha, mengimbau masyarakat yang selama ini menggunakan jasa situs dagang online Tokopedia agar berhati-hati.

Sebab, Pratama menyebut 91 juta data pengguna situs tersebut bocor. Sehingga berpotensi disalahgunakan untuk praktik penipuan, seperti telemarketing palsu.

"Yang paling berbahaya mengaku dari Tokopedia menelepon calon korban. Karena nama, email (surat elektronik), dan nomor seluler jelas valid, memudahkan para penipu meminta sejumlah uang mengaku dari pihak mana pun, termasuk Tokopedia," kata Pratama dikutip dari Antara, Minggu (5/7/2020).

Pratama mengatakan, pelaku pembobolan yang mahir cracking hash, kata sandi pengguna bisa diketahui sehingga dapat diambil alih.

"Kalau hal ini terus-menerus terjadi, di mana perlindungan keamanan siber bagi masyarakat? Karena pada saat yang sama penyelenggara sistem transaksi elektronik juga sulit dimintai tanggung jawab," kata Pratama.

Pada Sabtu (4/7/2020) sore, seorang member grup media sosial Facebook memberi salinan link tautan untuk mengunduh data Tokopedia sebanyak 91 juta secara gratis.

Ketika ditelusuri, menurut Pratama, link tersebut bersumber pada salah satu akun bernama @Cellbris di Raidforums yang memang sudah membagikan terlebih dahulu pada Jumat (3/7/2020).

"Akun tersebut membagikan secara hampir cuma-cuma di Raidforums yang sebelumnya dia dapatkan dari cara membeli data tersebut di darkweb sebesar 5.000 dolar AS," katanya.

Sebelumnya, situs dagang online Tokopedia pernah mengalami kebocoran data penggunanya pada Mei 2020. Tak tanggung-tanggung, data yang bocor sebanyak 15 juta pengguna.

Akun peretas itu mengancam akan memiliki dan menjual 91 juta data pengguna Tokopedia. 

Data yang sebelumnya diperjualbelikan seharga USD 5.000 atau setara Rp 70 juta itu kini bisa diunduh secara bebas.

Menurut Pratama, Tokopedia harus bertanggung jawab karena data pengguna yang mereka kelola bocor.


"Ini membuktikan bahwa Tokopedia benar-benar sudah diretas, tidak seperti penjelasan Tokopedia sebelumnya yang mengatakan 'hanya' terjadi upaya peretasan di platformnya," katanya.

Hingga Minggu (5/7/2020) pukul 10.00 WIB, tautan link untuk mengunduh data 91 juta akun Tokopedia masih bisa diakses dan terdapat 58 anggota yang sudah mengunduhnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X