Haji 2020 Dibatalkan, Maskapai Garuda Putuskan Banting Stir

- Rabu, 3 Juni 2020 | 19:11 WIB
Ilustrasi maskapai Garuda Indonesia. (ANTARA/Lutfi Andaru)
Ilustrasi maskapai Garuda Indonesia. (ANTARA/Lutfi Andaru)

Menteri Agama Fachrul Razi memutuskan tidak memberangkatkan calon jemaah haji tahun 2020. Salah satu penyebab keputusan ini adalah karena Arab Saudi tak kunjung memberikan kejelasan tentang pembukaan haji. Keputusan ini berlaku untuk seluruh warga negara Indonesia.

Menyikapi hal itu, maskapai nasional pelat merah Garuda Indonesia mengaku pasrah dan tetap berusaha untuk bisa bertahan, dengan berbagai macam cara. Diakui oleh Dirut Garuda, Irfan Setiaputra, kontribusi dari pemberangkatan haji terhadap kinerja bisnis perseroan sebesar 10%, cukup signifikan. 

"Haji biasanya kontribusi sekitar 10% pendapatan Garuda," ujar Irfan kepada Indozone, saat dihubungi melalui pesan singkat pada Rabu (3/4/2020). 

Irfan menyebut, pihaknya akan mencari alternatif lain untuk menunjang pendapatan perseroan, salah satunya pengembangan unit usaha cargo. Ia pun memastikan, perseroan akan tetap menjalankan keputusan pemerintah mengenai keberangkatan haji dan umrah.  

"Ya kita ikut pemerintah dan coba cari pendapatan dari lainnya seperti cargo dan charter," jelasnya. 

Adapun pada laporan keuangan perusahaan yang berkode saham GIAA itu, tercatat angkutan haji itu masuk dalam penerbangan tidak berjadwal. Pos ini menyumbang senilai US$ 234,26 juta atau sebesar 5,12% dari total pendapatan perusahaan di tahun lalu.

Sebagaimana diketahui, Garuda Indonesia Group melalui lini usaha transportasi dan logistik-PT Aerojasa Cargo secara resmi meluncurkan 'KirimAja', yang merupakan layanan pengiriman barang berbasis aplikasi digital dengan jangkauan pengiriman barang ke sejumlah destinasi penerbangan yang dilayani oleh seluruh armada Garuda Indonesia, Citilink Indonesia maupun pengiriman untuk wilayah Jabodetabek maupun wilayah antarkota lainnya yang didukung oleh layanan dari Aerojasa Cargo.

-
Ilustrasi penerbangan pesawat udara (ANTARA/Fikri Yusuf)

Menurut Irfan, pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini menuntut pihak manajemen untuk semakin adaptif dan kreatif berakselerasi mengembangkan opportunity bisnis di era new normal, yang salah satunya dikembangkan melalui bisnis layanan logistik dengan memperkenalkan 'KirimAja', yang merupakan layanan pengiriman barang berbasis aplikasi digital. 

Perkembangan pesat industri e-commerce di Indonesia serta munculnya tren baru pada era new normal, menjadikan sektor layanan logistik memiliki peran penting dalam menjembatani kebutuhan masyarakat akan layanan pengiriman barang secara cepat, tepat, dan efisien.

"Kirim Aja kami harapkan dapat menjadi pilihan tersendiri bagi masyarakat maupun sektor UMKM yang membutuhkan layanan pengiriman barang secara online yang didukung oleh layanan kargo udara yang terpercaya, baik dari sisi akurasi waktu pengiriman, keamanan paket, hingga tarif yang kompetitif," tuturnya. 

Menurut Irfan, KirimAja juga turut didukung oleh business model berbasis komunitas ("community based") yang tidak hanya semakin mendekatkan layanan kepada masyarakat, namun juga diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat yang bergabung sebagai agen pengiriman melalui program Sohib KirimAja.  

Adapun saat ini telah terdapat agen 'Sohib KirimAja' yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang dapat melayani pengiriman barang sampai dengan alamat tujuan pengiriman. 

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X