PVMBG Sebut Gempa Letusan Masih Terjadi di Gunung Semeru

- Minggu, 17 Januari 2021 | 17:55 WIB
Aktivitas Gunung Semeru yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur pada Minggu (17/1/2021). (ANTARA/ HO - PVMBG)
Aktivitas Gunung Semeru yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur pada Minggu (17/1/2021). (ANTARA/ HO - PVMBG)

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan mengatakan gempa letusan masih terjadi di Gunung Semeru.

Berdasarkan laporan pos pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur yang diterima PVMBG pada periode pengamatan Minggu pukul 00.00 - 06.00 WIB menyebutkan terdengar tiga kali suara letusan atau gemuruh.

"Untuk aktivitas kegempaan Gunung Semeru terekam sebanyak delapan kali gempa letusan dengan amplitudo 11-21 mm," katanya dikutip dari ANTARA, Minggu (17/1)

Untuk gempa guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 3 mm, sedangkan hembusan sebanyak tiga kali, dan gempa tremor harmonik sebanyak tiga kali.

Menurutnya secara visual Gunung Semeru dominan tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati.

Sementara pada periode pengamatan Minggu pukul 06.00 - 12.00 WIB terekam gempa letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 15 mm.

Baca juga: Ibu yang Mesum dengan Anjing Lalu Bunuh Anaknya Kini Alami Gangguan Mental yang Parah

Gempa embusan sebanyak tujuh kali dengan amplitudo 3-6 mm dan dua kali gempa tremor harmonik.

"Secara visual letusan, hembusan, dan asap tidak teramati karena gunung tertutup kabut," katanya.

Hendra mengatakan status Gunung Semeru pada level II atau waspada, sehingga masyarakat diimbau untuk mematuhi rekomendasi PVMBG.

"Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara," katanya.

Masyarakat juga diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

"Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X