Dinilai Berkinerja Buruk, Pengamat Sebut 5 Menteri Ini Perlu Direshuffle Jokowi

- Selasa, 30 Juni 2020 | 14:13 WIB
Kiri: Menteri Kesehatan Terawan (INDOZONE/Maria Adeline Tiara), kanan: Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A).
Kiri: Menteri Kesehatan Terawan (INDOZONE/Maria Adeline Tiara), kanan: Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A).

Peneliti Alpha Research Database Indonesia, Ferdy Hasiman menyebutkan beberapa menteri dari Kabinet Indonesia Maju Jilid II yang harus dilakukan perombakan atau reshuffle agar semakin baik pemerintahannya.

Hal tersebut juga merunut dari ancaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk merombak jajaran menteri yang dianggapnya tidak maksimal maupun ekstra dalam menangani masalah virus Corona atau Covid-19.

Menteri pertama yang layak diganti menurut Ferdy adalah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Ia menilai kalau kinerja Terawan dalam menangani masalah pandemi sangatlah lemah dan juga buruk.

"Menteri Kesehatan sama sekali lemah menghadapi Covid-19. Pernyataan-pernyataannya seringkali membingungkan, tidak menggunakan rujukan sains, para virologi dan epidemiologi dalam menganalisis persoalan Covid-19. Saya tidak menemukan adanya kinerja apik dari Menteri Kesehatan ini, layak diganti oleh orang-orang yang kompeten," ungkap Ferdy dalam keterangannya, Selasa (30/6/2020).

Selain itu, kinerja dari Kementerian Telekomunikasi dan Informasi (Kominfo) Johnny G. Plate juga mengalami kemunduran. Ia menilai masalah-masalah penting di telekomunikasi belum menunjukan proses menggembirakan, dan perubahan yang berarti di sektor telekomunikasi.

-
Menteri Kominfo Johnny G Plate. (ANTARA/Wahyu Putro A).

 

“Barangkali karena menterinya tak kompeten di bidang telekomunikasi, makanya proses adaptasi menjadi lamban. Saya pikir, jika Jokowi ingin memperbaiki neraca keuangan APBN tahun 2021 di tengah Covid-19 ini, kementerian ini harus diisi orang-orang profesional," paparnya.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly juga dianggap tidak menunjukan kinerja menggembirakan. Ada banyak kasus korupsi dan kasus-kasus besar belakangan ini menguap begitu saja. Ia mencontohkan kasus Harun Masiku yang merupakan adalah kasus paling "telanjang" bagaimana lemahnya kementerian ini.

"Saya ingin agar ada muka-muka baru yang membawa pembaharuan di kementerian ini," tambah Ferdy.

Kemudian, Ferdy juga menilai kalau Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga tidak membawa perubahan berarti di sektor pertanian yang menjadi tumpuan rakyat Indonesia. Ia menyebutkan kementerian ini gagal total mengamankan ketersediaan pangan selama pandemi Covid-19.

Terakhir adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Ferdy mengatakan bahwa sejak ditinggalkan Susi Pudjiastuti, kementerian itu mengalami pengunduran luar biasa. Berbagai kebijakan kontroversi belakangan, seperti ekspor lobster dan centang adalah langkah mundur di kementerian itu.

"Kasus-kasus illegal fishing yang gencar dilakukan menteri Susi pada periode pertama Jokowi tak lagi bergaung. Jika ingin memperkuat poros Maritim, Kementerian Kelautan perlu diganti. Keberanian Jokowi untuk mengganti menteri yang tak berkinerja baik menjadi momentum berharga agar Indonesia bisa melompat maju ke depan," tutupnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X