Diwawancara TV Arab, Presiden Prancis Buka Suara soal Kisuh Kartun Nabi Muhammad

- Minggu, 1 November 2020 | 16:44 WIB
Pengendara melintas di atas poster berwajah presiden Prancis Emmanuel Macron (ANTARA/Andreas Fitri Atmoko)
Pengendara melintas di atas poster berwajah presiden Prancis Emmanuel Macron (ANTARA/Andreas Fitri Atmoko)

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Sabtu (31/10/2020) waktu setempat, mengatakan ia menghormati para muslim yang dikejutkan oleh kartun Nabi Muhammad. Namun demikian menurutnya, hal itu bukan alasan untuk melakukan kekerasan.

Macron tengah berupaya memperbaiki apa yang sudah ia katakan hingga menimbulkan ketegangan dan pembokitan produk Prancis. Untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut, Macron memberi kesempatan wawancara kepada jaringan televisi Arab Al Jazeera. Wawancara itu disiarkan pada Sabtu (31/10/2020).

Baca juga: Viral Pria Nikahi 3 Wanita Sekaligus, Netizen Soroti Malam Pertamanya

Selama wawancara, Macron mengatakan Prancis tidak akan mundur dalam menghadapi kekerasan dan ia akan membela hak kebebasan berekspresi, termasuk penerbitan kartun.

Namun, Macron menekankan bahwa tidak berarti dirinya atau para pejabatnya mendukung kartun-kartun itu. Begitu juga tidak berarti bahwa Prancis anti Muslim.

"Jadi saya memahami dan menghormati bahwa orang-orang terkejut dengan kartun ini, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan kekerasan fisik karena kartun ini, dan saya akan selalu membela kebebasan di negara saya untuk menulis, berpikir, menggambar," kata Macron, menurut transkrip wawancara yang dirilis oleh kantornya, seperti dilansir dari Antara.

"Peran saya adalah menenangkan segalanya, itulah yang saya lakukan, tetapi pada saat yang sama, melindungi hak-hak ini."

Seorang penyerang yang meneriakkan "Allahu Akbar" memenggal seorang perempuan dan membunuh dua orang lainnya di sebuah gereja di Nice pada Kamis (29/10/2020). Peristiwa itu merupakan serangan pisau berujung maut kedua di Prancis dalam dua minggu terakhir.

Baca juga: Produknya Diboikot di Berbagai Negara, Presiden Prancis Ngetweet Pakai Bahasa Arab

Tersangka penyerang, berusia 21 tahun dari Tunisia, ditembak oleh polisi dan sekarang berada dalam kondisi kritis di rumah sakit. Polisi pada Sabtu menyebutkan bahwa satu orang lagi ditahan sehubungan dengan serangan itu.

Macron telah mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi berbagai lokasi, seperti tempat ibadah dan sekolah. Sementara itu, para menteri telah memperingatkan bahwa serangan militan lainnya bisa terjadi.

Artikel menarik lainnya

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X