Puluhan Anak Badui Mulai Belajar Tatap Muka

- Selasa, 18 Agustus 2020 | 13:18 WIB
Puluhan anak-nak Badui di Lembah Barokah Ciboleger, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Selasa (18/8/2020). (FOTO: ANTARA/Mansur Suryana).
Puluhan anak-nak Badui di Lembah Barokah Ciboleger, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Selasa (18/8/2020). (FOTO: ANTARA/Mansur Suryana).

Puluhan anak Badui di Lembah Barokah Ciboleger, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nurul Ilmi meski dalam kondisi pandemi COVID-19 dengan metode pembelajaran bertatap muka.

Kepala PAUD Nurul Ilmi Eni Agustianti menjelaskan, anak-anak yang belajar tersebut tercatat sebanyak 20 orang. Selain karena permintaan masyarakat, kegiatan tersebut juga mendapat dukungan dari pengelola sebuah yayasan.

"Kami menyelenggarakan pendidikan anak-anak itu, karena permintaan masyarakat Badui Muslim," kata Eni Agustianti di Kampung Lembah Barokah Ciboleger, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Banten, seperti dilansir Antara, Selasa (18/8/2020).

Lebih lanjut, Eni menjelaskan dalam suasana pembelajaran tersebut, anak-anak tampak sangat antusias belajar mewarnai gambar, menghitung dan menyanyi. Mereka merasa gembira dan senang menerima pembelajaran di tengah kondisi gedungnya yang cukup sederhana.

Pembelajaran sambil duduk tanpa kursi, meja dan tidak memiliki ruangan kelas tidak menjadikan halangan maupun kendala bagi anak-anak Badui tersebut untuk menuntut ilmu di PAUD itu.

Begitu juga bagi empat tenaga pendidik dengan penuh kesabaran menyampaikan pembelajaran kepada mereka dengan menyenangkan.

Padahal, PAUD tersebut diketahui baru diresmikan 17 Agustus 2020 oleh Ketua Yasamu dr Ashari, namun ternyata minat anak-anak Badui Muslim untuk belajar cukup tinggi.

"Kami membuka belajar bertatap muka itu, karena keinginan orang tua mereka agar anak-anaknya bisa belajar," katanya.

Menurut Eni, siswa yang belajar di PAUD Nurul Ilmi berusia antara empat sampai lima tahun dan tidak diperbolehkan untuk membaca menulis dan berhitung (calistung). Pendidikan anak lebih mengutamakan bermain, menggambar dan menyanyi untuk merangsang otak mereka bisa berkembang.

Karena itu, guru PAUD Nurul Ilmi beberapa kali mengikuti pelatihan dan lokakarya pendidikan anak agar mereka kreatif dan inovatif.

Apalagi, anak-anak yang belajar di sini warga Badui Muslim sehingga guru harus memahami dan mengetahui kejiwaan mereka.

"Kami berharap ke depan anak-anak Badui Muslim di Lembah Barokah Ciboleger ini, setelah mengikuti pendidikan bisa melahirkan kemajuan bangsa Indonesia ini," kata Eni Agustianti.???

Sementara itu, Rizal (5) seorang siswa PAUD Nurul Ilmi mengaku bahwa dirinya bersama teman-teman lainnya merasa senang bisa belajar dan mewarnai bendera Merah Putih.

"Kami belum bisa membaca, tapi senang mewarnai gambar," katanya.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X