Naikkan Ekspor, Startup Batik Diperbanyak

- Selasa, 16 Juli 2019 | 10:24 WIB
Presiden membeli baju batik di Pasar Beringharjo, Yogya. (Foto:BPMI)
Presiden membeli baju batik di Pasar Beringharjo, Yogya. (Foto:BPMI)

Industri batik nusantara terus menjadi primadona di industri tektil dan pakaian jadi. Pada 2018, ekspor batik Indonesia tercatat senilai USD 52,44 juta pada tahun 2018.

Tingginya industri batik, turut mendorong pertumbuhan gemilang di sektor industri tekstil dan pakaian jadi pada triwulan I tahun 2019, yang mencatatkan posisi tertinggi dengan capaian 18,98 persen. Kinerja ini melampaui pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07 persen di periode yang sama.

Kementerian Perindustrian menargetkan nilai ekspor batik nasional dapat meningkat hingga 6-8 persen pada tahun 2019. Industri ini, telah membuka lapangan pekerjaan sebanyak 212 ribu orang yang tersebar di 101 sentra. 

Kepala BPPI Kemenperin Ngakan Timur Antara menegaskan, pihaknya aktif mendorong pelaku industri nasional untuk terus menciptakan inovasi produk. 

"Saat ini, penguatan inovasi bagi sektor industri menjadi sangat penting. Langkah ini perlu kolaborasi dengan seluruh stakeholder," ujarnya.

Ia mengatakan, untuk menumbuhkan para startup atau usaha rintisan, pihaknya terus melakukan berbagai ajang inovasi seperti program disseminating capacity pusat unggulan IPTEK (Batik dan Kerajinan) Innovating Jogja 2019 untuk menghasilkan para inkubator bisnis batik.

"Startup terpilih, mendapatkan program penguatan teknis produksi, pembangunan dan pengembangan bisnis dari Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik serta bantuan bahan produksi senilai Rp20 juta,” ungkap Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik Titik Purwati Widowati.
 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X