Soal Karantina, Mahfud MD Akui Pemerintah Telat Beri Tahu Warga Natuna

- Selasa, 4 Februari 2020 | 10:46 WIB
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD (ANTARA/Vicki Febrianto/pri)
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD (ANTARA/Vicki Febrianto/pri)

Keputusan pemerintah menjadikan Natuna sebagai tempat observasi dan karantina WNI dari Wuhan sempat mendapat penolakan dari warga setempat. Kendati demikian, hal tersebut tak mengubah rencana yang telah ditetapkan. 

Meski begitu, pemerintah mengakui adanya keterlambatan informasi kepada warga Natuna terkait evakuasi 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Tiongkok yang ditempatkan di Natuna, Kepulauan Riau.

"Memang terjadi semacam bukan miskomunikasi ya, keterlambatan informasi, karena perkembangan berlangsung begitu cepat sehingga pemerintah begitu mendapat greenlight untuk memulangkan saudara-saudara kita WNI dari Wuhan, RRT,  itu langsung bekerja cepat dan memutuskan mengambil tempat di Natuna," kata Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (4/2/2020)

Mahfud MD mengatakan hal itu saat menerima Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal, Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti dan Ketua DPRD Natuna Andes Putra serta ormas kepemudaan Natuna.

Mahfud MD yang didampingi Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, menilai Natuna dianggap tempat paling mudah, paling aman, dan dekat dengan instalasi militer untuk dilakukan sesuatu dengan cepat.

Menurut dia, timbul kesalahpahaman karena komunikasi dengan pemerintah daerah dan rakyat Natuna agak terlambat.

"Itu supaya Anda maklumi karena bisa diikuti dari semua media massa bahwa perkembangan hanya berlangsung dari menit ke menit, sehingga kita melakukan tindakan cepat," kata Mahfud.

Aspirasi dari pejabat Natuna tersebut, kata Mahfud, akan ditampung dan akan dikomunikasikan kepada Presiden Jokowi mengingat Presiden Jokowi sangat sibuk.

"Saya tetap akan menyampaikan ada keinginan teman teman bertemu dengan Presiden, tetapi sekurang-kurangnya Menko Polhukam diminta ke Natuna dalam waktu yang tidak terlalu lama atau sekurang-kurangnya tanggal 6 Maret nanti," kata Mahfud.

Selain dirinya yang akan ke Natuna, Menkes Terawan dikabarkan akan berkantor di Natuna hingga pemeriksaan terhadap WNI yang dievakuasi dari Wuhan selesai dilakukan.

Sebelumnya, rencana Pemerintah Pusat menjadikan Natuna sebagai lokasi karantina WNI dari Wuhan ditolak oleh warga.

Bahkan, ratusan masyarakat memilih meninggalkan Ranai, Natuna, Kepri sehari setelah Pemerintah Pusat mengevakuasi 238 WNI dari Wuhan. .

Masyarakat punya alasan kuat meninggalkan Ibu kota Natuna itu. Mereka khawatir ke 238 WNI tersebut terbawa wabah virus corona dari tempat asalnya di Kota Wuhan, China.

"Warga hanya takut tertular virus korona mematikan tersebut," kata salah seorang warga Natuna, Herman seperti mengutip Antara, Senin malam (4/2/2020).

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X