Media Inggris Soroti Oknum TNI AU Indonesia Jepit Kepala Warga Papua yang Tunawicara

- Kamis, 29 Juli 2021 | 08:00 WIB
TNI AU injak kepala warga saat lerai keributan. (Twitter/@victorcmambor)
TNI AU injak kepala warga saat lerai keributan. (Twitter/@victorcmambor)

Media Inggris, Reuters, ikut menyoroti mengenai perlakuan dua oknum TNI yang menjepit kepala salah satu warga yang tuli di Merauke, Papua.

Reuters menyebut Pemerintah Indonesia telah meminta maaf atas tindakan dua perwira angkatan udara yang menggunakan "kekuatan berlebihan" untuk menjepit kepala seorang pria asli Papua yang tuli setelah video insiden itu dibagikan secara online dan mengundang kecaman luas.

-
Reuters sebut pemerintah Indonesia minta maaf karena 2 oknum TNI AU (screenshot Reuters)

Baca Juga: Soroti Penganiayaan Warga Papua Oleh Oknum TNI AU, Puan Ingatkan Aparat Negara 

Ketegangan telah lama membara antara pasukan keamanan Indonesia dan penduduk asli Papua, daerah terpencil dan kaya sumber daya. Reuters menyebut Indonesia memiliki Papua setelah pemungutan suara yang kontroversial tetapi disetujui oleh PBB pada tahun 1969.

Video yang diambil di kota Merauke Papua pada hari Senin, menunjukkan pertengkaran antara pria Papua dan pemilik warung makan yang dibubarkan oleh dua perwira militer berseragam.

Dalam rekaman video yang beredar, seorang petugas memaksa pria itu ke trotoar dengan tangan di belakang punggungnya, sementara yang lain mendorong sepatu botnya ke atas kepala pria Papua itu.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Rabu, kepala staf kepresidenan Moeldoko mengatakan kantornya mengutuk apa yang ditandai sebagai "bentuk kekuatan yang berlebihan dan tindakan melanggar hukum di luar standar dan prosedur yang berlaku".

Pernyataan itu juga menyebutkan pria Papua itu tidak bersenjata, tidak melawan dan telah diidentifikasi sebagai penyandang disabilitas.

Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Angkatan Udara Indonesia Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah juga meminta maaf, mengatakan dua perwira yang terlibat saat ini ditahan dan kasusnya sedang diselidiki.

Pada tahun 2018, serangkaian protes meletus di seluruh wilayah sebagai tanggapan atas anggapan rasisme oleh aparat keamanan Indonesia terhadap mahasiswa Papua di kota Yogyakarta, setelah para mahasiswa tersebut menjadi sasaran ejekan yang menghina.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X