Panglima TNI Sebut 'Cyber War' Bisa Picu Ketegangan Antarnegara

- Kamis, 27 Mei 2021 | 19:49 WIB
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kanan) tiba untuk mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/5/2021).  (photo/ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kanan) tiba untuk mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/5/2021). (photo/ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyebutkan "cyber war" atau perang siber telah menjadi mandala perang baru yang dapat memicu ketegangan antarnegara.

"Hampir satu dekade ini, isu tentang perang siber terus didengungkan bahkan diramalkan bisa memicu ketegangan antarnegara yang berimbas pada terancamnya kedamaian dunia," kata Panglima TNI dalam sambutannya yang dibacakan oleh Inspektur Jenderal (Irjen) TNI Letjen TNI (Mar) Bambang Suswantono saat membuka "Seminar Sumber Daya Siber Nasional", bertempat di Rumah Perubahan, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (27/5) dikutip dari ANTARA.

Bahkan ia menyebukan, penyerangan secara terbatas telah terjadi berkali-kali oleh beberapa negara, dimana kondisi ini dapat diasumsikan sebagai uji coba.

Namun, peperangan yang sesungguhnya dan jauh lebih besar telah dipersiapkan dan diantisipasi  beberapa negara.

Oleh karena itu, ancaman "ciber war" yang kehadirannya sebagai "cyber space", "cyber threat", dan "cyber crime" dalam kehidupan global dewasa ini telah memunculkan "cyber defence" atau pertahanan siber di berbagai negara di dunia.

Baca juga: Hebat! Kakek 93 Tahun Ini Tetap Lakukan Hal yang Disukai Meski Memakai Oksigen Tambahan

Bahkan sudah banyak negara-negara di dunia membentuk berbagai unit khusus seperti cyber army, cyber naval, cyber air force, cyber military, cyber troops, maupun cyber force.

"Hal ini mengindikasikan bahwa setiap Negara di dunia harus mampu mengembangkan kekuatan pertahanan Siber nya agar dapat menahan serangan Siber dari berbagai pihak. Inilah yang kemudian melahirkan ancaman baru dalam dunia internasional, berupa perang siber (cyber warfare)," ucap Marsekal Hadi.

Di lain pihak, pertahanan siber dapat berupa pertahanan aktif maupun pertahanan pasif. Pertahanan pasif yang dimaksud dapat tercakup dalam ruang lingkup keamanan siber.

TNI sendiri telah memiliki Satuan Siber (Satsiber) TNI yang memiliki tugas pokok melaksanakan langkah-langkah "cyber attack" baik sebagai bagian dari "defense" maupun sebagai suatu tindakan respons atas serangan yang terjadi.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X