Kata Kalapas Tanjung Gusta Soal Napi Dianiaya Petugas Lapas: Jika Benar, Akan Ada Tindakan

- Sabtu, 18 September 2021 | 21:11 WIB
Kolase foto Kalapas Tanjung Gusta Erwedi Supriyatno dan napi yang diduga dianiaya hingga memar-memar. (Facebook)
Kolase foto Kalapas Tanjung Gusta Erwedi Supriyatno dan napi yang diduga dianiaya hingga memar-memar. (Facebook)

Dalam beberapa jam terakhir, media sosial digegerkan oleh sebuah video yang memperlihatkan seorang narapidana dengan tubuh penuh luka memar di sebuah sel yang disebut-sebut berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1A Tanjung Gusta Medan.

Napi tersebut disebut-sebut dianiaya oleh petugas lapas sampai punggungnya penuh luka memar. Tak cuma itu, napi itu juga disebut-sebut diperas oleh petugas lapas. Tak tanggung-tanggung, uang pemerasan berada di kisaran angka Rp30 hingga Rp40 juta.

Menanggapi video tersebut, Kepala Lapas Kelas 1A Tanjung Gusta, Erwedi Supriyatno tidak menampik bahwa lokasi video tersebut memang di Lapas Tanjung Gusta.

Namun, terkait benar tidaknya penganiayaan dan pemerasan dilakukan petugas lapas, Erwedi bilang pihaknya masih sedang melakukan pemeriksaan.

"Untuk sementara video itu memang benar dibuat di Lapas Medan (Tanjung Gusta). Sampai saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan, oleh tim Lapas dan juga oleh tim dari kantor wilayah kementerian hukum dan HAM untuk pendalaman lebih lanjut," ujarnya saat dihubungi Indozone melalui telepon seluler pada Sabtu malam (18/9/2021).

Erwedi menegaskan, jika memang benar ada penganiayaan dan pemerasan, pihaknya akan mengambil memberikan sanksi terhadap petugas yang terlibat.

"Jika memang yang di video itu benar (penganiayaan dan pemerasan) dilakukan oleh petugas, itu akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh tim khusus dari Kanwil. Akan ada tindakan lebih lanjut sesuai ketentuan yang berlaku. Tindakannya seperti apa lihat nanti seperti apa hasil pemeriksaannya. Tentunya kan ada ketentuan-ketentuan yang mengatur itu," terang Erwedi.

Sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi penganiayaan maupun pemerasan, Erwedi mengatakan bahwa ia akan memperketat pengawasan terhadap para petugas lapas.

"Akan lebih melakukan pengawasan yang lebih ketat lagi baik terhadap warga binaan maupun terhadap petugas. Kami kan membuka layanan pengaduan terkait apapun juga. Jadi kami membuka layanan khusus pengaduan. Bisa lewat keluarganya, melalui video call," katanya.

Sebelumnya, dalam video yang viral, tampak seorang napi yang tak mengenakan baju menunjukkan tubuhnya yang penuh luka memar, terutama pada bagian punggung.

Seseorang yang merekam napi tersebut, diduga rekannya, menyebutkan bahwa napi dianiaya oleh pegawai Lapas Kelas 1 Medan.

"Inilah tindakan pegawai Lapas Kelas 1 Medan. Kami bukan binatang, kami manusia, Pak," kata napi yang merekam.

Tak cuma dipukuli, napi tersebut juga mengatakan bahwa petugas memeras mereka hingga Rp30 sampai Rp40 juta, dan jika tidak menuruti, mereka akan dipukuli seperti dalam video.

"Diminta uang, 30 juta, 40 juta, baru bisa keluar, kalau enggak kami dipukuli seperti ini kalau gak ngasih uang," katanya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X