Dear Bu Risma, Jembatan Antigempa di Pacitan jadi Spot Selfie Warga!

- Kamis, 10 Februari 2022 | 09:11 WIB
Warga selfie di jembatan antigempa Pacitan (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)
Warga selfie di jembatan antigempa Pacitan (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Warga Pacitan akhirnya memiliki jembatan antigempa. Infrastruktur darurat itu dibangun Kementerian Sosial (Kemensos) di atas Sungai Teleng, Kelurahan Sidoharjo, Pacitan, Jawa Timur. Pembangunan jembatan penghubung lingkungan Teleng dan Jaten tersebut menelan biaya Rp200 juta.

Tetapi pantauan Tim IDZ Creators di lokasi, jembatan berwarna merah itu sudah mulai digunakan oleh warga setempat. Bukan untuk mitigasi bencana, melainkan jadi spot berswafoto atau berselfie ria. 

-
Warga selfie di jembatan antigempa (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Di pinggir jembatan bertuliskan rambu-rambu. Seperti gunakan jembatan maksimal tiga orang bergantian, awasi anak-anak saat melintas, segera laporkan pada pemerintah Desa/Kecamatan bila ada kerusakan. 

Lalu tidak digunakan untuk kendaraan bermotor, dilarang melompat dari jembatan, tidak berlari saat melintasi jembatan dan tidak membawa beban berlebih saat melintasi jembatan. 

-
Rambu peringatan di sekitar jembatan (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Ada beberapa orang yang antre untuk berfoto. Maklum saja jembatan dengan lebar satu meter itu memang maksimal hanya boleh dimuati oleh tiga orang. 

"Bagus dan penasaran. Tapi ya itu tadi jembatannya goyang. Jadi takut-takut gimana," ujar Desi Ayu, salah satu warga yang selfie Senin (7/2/2022) lalu. 

Sementara, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pacitan, Sumorohadi mengatakan, pembangunan jembatan itu menggandeng tim ahli yang berkompeten. Mereka juga mengerjakan jembatan kedaruratan serupa di Indonesia. 

Konsepnya sesuai arahan Mensos Tri Rismaharini saat ke Pacitan akhir tahun lalu.  Desainnya antigempa juga menjadi akses penghubung alternatif dari Teleng ke Bukit Jaten di sisi barat. 

-
Ibu dan anak berfoto di jembatan antigempa (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Jika potensi gempa besar merusak jalur utama, warga enggak kesulitan mengevakuasi diri. Ketika jembatan utama roboh, masih ada jembatan cadangan yang bisa digunakan untuk evakuasi ke tempat aman. 

Meski dikhususkan bagi kedaruratan, ada sejumlah batasan yang diterapkan saat melintas jembatan tersebut. Mulai kapasitas orang yang menyeberang hingga larangan berhenti di atas jembatan.

"Ya maklum saja, konstruksinya didesain dari tali baja dengan kemampuan terbatas. Jadi terbatas," bebernya. 

Dia mengaku memang sekarang dijadikan tempat berswafoto. Sumorohadi mengaku hal itu tidak jadi masalah. Hanya saja, warga harus memperhatikan rambu-rambu yang ada. 

-
Jembatan antigempa jadi spot selfie keluarga (Pramita Kusumaningrum/IDZ Creators)

Sementara Ketua DPRD Kabupaten Pacitan, Roni Wahyono menanggapi rambu rambu salah satunya hanya digunakan untuk maksimal tiga orang bergantian menjadi satu pertanyaan besar. Padahal intinya jembatan dibangun itu harus bisa digunakan oleh banyak orang saat darurat dan yang terpenting lagi harus laik bisa menjamin keamanan saat dilewati masyarakat.

“Kalau tadi melihat papan peringatan untuk tiga orang itu kan agak kontraproduktif lah. Kalau kita bayangkan masa darurat itukan rombongan orang. Hal ini akan kita klarifikasi dulu ke Dinas Sosial.” Kata Roni

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X