Tersangka yang menyuntikkan vaksin kosong di sebuah sekolah di Pluit, Jakarta Utara, meminta maaf atas kelalaiannya menyuntikkan vaksin kosong ke seorang warga.
Sambil berlinang air mata, tersangka yang berinisial EO itu mengaku tidak memiliki niat tersembunyi saat menyuntikkan vaksin. Dia mengaku lalai karena pada hari itu sudah memvaksin 559 orang.
“Hari itu saya sudah memvaksin 559 orang,” kata tersangka EO dalam konferensi pers di Mapolres Jakarta Utara, Selasa (10/8).
Karena itu, EO meminta maaf kepada masyarakat Indonesia yang resah dengan peristiwa tersebut dan bersedia menjalani proses hukum.
“Saya hanya ingin membantu relawan vaksin. Saya juga minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang diresahkan kejadian. Saya akan mengikuti proses hukum yang dijalankan. Saya mohon maaf,” ujarnya sambil tersedu-sedu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan pihaknya masih terus mendalami kejadian ini.
"Ya jelas ya karena kelalaiannya. Dia merasa lalai bahwa tidak memeriksa lagi, karena ketentuannya harus diperiksa dulu itu," kata Yusri kepada wartawan.
EO pada akhirnya dijerat Pasal 14 UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dengan ancaman satu tahun penjara.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi sebelumnya mengatakan bahwa penyuntikan vaksin kosong ini bukan disengaja, tapi karena kelalaian vaksinator.
"Ini sebabnya kesalahan saat mengambil suntikan yang belum diisi vaksin," kata Siti Nadia Tarmizi, dilansir Antara, Senin (9/8/2021),
EO diketahui merupakan tenaga kesehatan di RS Graha Kedoya, jakarta Utara. Kemenkes dan Dinkes DKI Jakarta langsung memutus kerjasama dengan relawan tersebut.
