Pengobatan Asma Cukup Dilakukan di Puskesmas

- Rabu, 16 Oktober 2019 | 18:42 WIB
Ilustrasi pelayanan Puskesmas. (Antara/Indrianto Eko Suwarso)
Ilustrasi pelayanan Puskesmas. (Antara/Indrianto Eko Suwarso)

Sebanyak 4,5 persen dari populasi di Indonesia menderita penyakit asma dengan jumlah kumulatif kasus asma sekitar 11.179.032 penderita. 

Survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan tahun 2015 mencatat bahwa penyakit paru-paru kronis adalah salah satu dari 10 penyebab kematian terbesar di Indonesia.

Diperkirakan Penyakit Tidak Menular (PTM) ini termasuk didalamnya yaitu penyakit asma, berkontribusi dalam beban ekonomi pada anggaran BPJS Kesehatan. Dimana hal tersebut akan menjadi faktor pemicu defisit BPJS sebesar Rp28,5 triliun pada akhir tahun 2019.

Guna mengurangi beban ekonomi BPJS AstraZeneca, Kementerian Kesehatan, Project HOPE dan Universitas Gadjah Mada melakukan sebuah penelitian pada 2018 yaitu mengidentifikasi kesenjangan dalam pengobatan asma di Puskesmas

"Sebagai bagian dari rangkaian program Healthy Lung, kami ingin adanya perbaikan pelayanan asma di Puskesmas. Maka biaya layanan akan semakin efisien," kata Direktur PT AstraZeneca Indonesia Rizman Abudaeri.

Dalam penelitian Project HOPE, ditemukan 5 kesenjangan multidimensi dalam hal tata laksana asma di Puskesmas, yang meliputi pendidikan dokter umum tentang tata laksana asma, pendistribusian pedoman asma dari Departemen Kesehatan, pegembangan buku pasien asma, pendampingan klinis oleh pulmonolog dan ketersediaan obat-obatan dan infrastruktur

Country Representative of Project HOPE Indonesia Agus Soetianto mengatakan, Project Hope melakukan program intervensi terhadap klinik-klinik tersebut. Program intervensi ini telah dilakukan sejak Januari 2019.

Tercatat sejak April 2019, ada peningkatan sebesar 0,6x atas pasien asma yang tetap datang ke Puskesmas. Namun, 90 persen pasien asma masih tidak terkontrol dan 10 persennya terkontrol dengan sempurna. 

Program intervensi ini juga menemukan bahwa sebagian besar pasien asma yang datang ke Puskesmas berada dalam usia produktif dengan 20 persen usia sekolah (6-19 tahun) dan 46 persen pada usia kerja (20-55 tahun).

"Program intervensi dapat meningkatkan pengetahuan lebih dari 500 tenaga kesehatan yang telah menjalani pelatihan klinis dan lebih dari 4000 pasien dilatih untuk taat terhadap tata laksana pengobatan," katanya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X