Ini Sentimen Positif dan Negatif yang Pengaruhi Gerak IHSG dan Rupiah Pekan Depan

- Minggu, 3 Mei 2020 | 12:53 WIB
Ilustrasi uang rupiah. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Ilustrasi uang rupiah. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Pekan kemarin pasar kembali positif setelah ramai pemberitaan tentang penemuan obat untuk Covid-19. Diberitakan bahwa hasil uji coba Gilead Sciences untuk obat virus corona menunjukkan setidaknya 50% pasien yang diobati dengan remdesivir selama lima hari membaik dan lebih dari setengahnya setelah dua pekan keluar dari rumah sakit.

Study National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) menunjukkan obat remdesivir Gilead Sciences mempunyai efek positif yang nyata untuk pengobatan Covid-19. 

Penasehat Kesehatan Gedung Putih Dr. Anthony Fauci mengatakan, percobaan obat remdesivir oleh NIAID terhadap 800 pasien menunjukan hasil yang bagus. Bila ditemukan obat Covid-19, maka pemulihan ekonomi dunia akan lebih cepat dan mendorong pasar keuangan termasuk pasar saham naik.

"Perkembangan penelitian obat Gilead Sciences masih akan memengaruhi pergerakan pasar pekan depan," ujar Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee kepada Indozone, saat dikonfirmasi pada Minggu (3/5/2020). 

Kemudian terkait rencana pembukaan dan pelongaran lockdown di sebagian negara bagian Amerika Serikat (AS), menjadi berita positif pasar pekan ini. Setidaknya 16 negara bagian AS berencana memulai kembali aktivitas bisnis. Rencana pembukaan sebagian aktifitas ekonomi di Alaska, Georgia, South Carolina, Tennessee, Texas, dan lainnya menjadi sentimen positif di pasar saham, dimana mulai diizinkannya restoran dan perusahaan lain untuk melayani pelanggan.

-
Ilustrasi uang. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

 

"Bisnis tertentu juga diperkirakan akan mendapatkan keuntungan dari gelombang pertama konsumen yang kembali dari karantina virus corona," tuturnya.

Sementara itu, dikutip dari Reuters, Gubernur Ohio Mike DeWine mengatakan ritel dan layanan konsumen dapat dibuka kembali pada 12 Mei 2020. Gubernur New York, Andrew Cuomo berencana untuk membuka kembali perekonomiannya secara bertahap, dimana pada fase pertama dimulai dengan sektor konstruksi dan manufaktur.

Pada fase kedua, bisnis perlu merancang rencana untuk pembukaan kembali yang mencakup praktik social distancing dan memiliki peralatan pelindung pribadi. Risiko terbesar adalah pembukaan kembali ekonomi AS yang premature yang menyebabkan terjadi peningkatan kasus Covid-19 dan terpaksa ekonomi di lockdown kembali.

"Faktor ini akan menjadi perhatian pasar dalam beberapa pekan kedepan apakah pembukaan ekonomi akan menyebakan kenaikan kasus," tutur Hans Kwee. 

Sementara itu, sentimen negatif akan berasal darindata ekonomi yang suram. Data itu akan menjadi pemberat pasar pada pekan ini. Rilis data PDB kuartal I AS mengalami kontraksi sebesar 4,8% dimana sebelumnya pada kuartal IV- 2019 tumbuh 2,1%. 

Data Departemen Tenaga Kerja AS ada 3,84 juta orang mengajukan tunjangan pengangguran pada pekan lalu sehingga total enam minggu menjadi lebih dari 30 juta telah mengajukan tunjangan pengguran. Data belanja konsumen AS juga turun 7,5% yoy pada Maret. 

PDB zona euro pada kuartal pertama mengalami kontraksi 3,8%. Prancis memasuki resesi setelah PDB Kuartal I mengalami kontraksi 5,8%, ini merupakan penurunan paling tajam untuk ekonomi terbesar kedua Eropa itu sejak pencatatan dimulai pada 1949.

-
Ilustrasi uang rupiah. (Istimewa)

 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X