Pengamat Menilai Pelatihan Daring Program Kartu Prakerja Perlu Ditinjau Ulang

- Sabtu, 2 Mei 2020 | 00:36 WIB
Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta, Senin (20/4/2020). (Photo/ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta, Senin (20/4/2020). (Photo/ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Terkait pelaksanaan program Kartu Prakerja, Pengamat Ekonomi dari Riau DR Viator Butarbutar menilai bahwa pelatihan daring yang dilakukan pemerintah perlu kembali ditinjau ulang agar lebih menjadi tepat sasaran.

"Kementerian Koordinator Ekonomi, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Tenaga Kerja, perlu memikir ulang teknis pelatihan prakerja itu," kata Viator di Pekanbaru, Jumat (1/5/2020).

Viator memperkirakan biaya penyusunan per modul oleh Kemenaker bervariasi, kebanyakan berkisar Rp200 juta hingga Rp300 juta. Sehingga bila dibutuhkan 1.000 modul, paling besar dibutuhkan dana tidak sampai Rp500 miliar. Modul tersebut kemudian diunggah ke internet dan dapat diakses oleh peserta terdaftar.

"Prakerja adalah mereka yang belum bekerja dan sedang mencari pekerjaan? Kenapa sekarang korban PHK dimasukkan menjadi peserta, yang seharusnya korban PHK diberikan program berbeda yang terkategori Bantuan Langsung Tunai untuk menolong kehidupan sehari hari," katanya.

Viator juga menilai pelatihan daring oleh perusahaan swasta dengan plafon biaya Rp1 juta per peserta perlu dipertanyakan dan ditinjau kembali.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X