Jemaah Haji Mulai Bersiap Laksanakan Wukuf di Arafah

- Senin, 19 Juli 2021 | 10:53 WIB
Jemaah Haji melakukan Wukuf. (ANTARA/Hanni Sofia)
Jemaah Haji melakukan Wukuf. (ANTARA/Hanni Sofia)

Jemaah yang sudah divaksin COVID-19 pada Minggu (18/7/2021) berkumpul untuk melaksanakan puncak ibadah haji di Arab Saudi, kewajiban sekali seumur hidup bagi umat muslim yang mampu.

Ini adalah tahun kedua negara itu melarang jemaah dari luar negeri akibat pandemi dan juga pembatasan akses masuk dari pihak kerajaan.

Berpakaian putih dan membawa payung agar terlindung dari teriknya matahari, 60.000 warga negara dan pemukim di Arab Saudi melaksanakan ibadah haji. Jumlah itu jauh menurun dibandingkan dengan sekitar 2,5 juta jemaah pada 2019, tapi lebih banyak dari sekian ribu jamaah pada 2020.

"Saya memohon kepada Allah untuk menghentikan virus corona ini, yang membuat kami sangat takut dan membuat keadaan menjadi sangat sulit," kata jemaah asal Palestina, Hassan Jabari.

Saat virus corona menjadi kekhawatiran besar tahun ini, otoritas Arab Saudi telah membatasi akses hanya bagi jemaah berusia 18-65 tahun yang telah divaksin COVID-19 secara lengkap dan tidak mengidap penyakit kronis.

Untuk mengurangi interaksi manusia dan memastikan jarak fisik, robot-robot digunakan untuk menyemprotkan disinfektan di dalam dan halaman Masjidil Haram, juga untuk membagikan botol-botol air zamzam yang dipompa dari sumur suci di Mekah.

Sejak Sabtu, beberapa kelompok kecil jemaah dengan mengenakan masker melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah, bangunan paling suci dalam Islam yang menjadi kiblat atau arah menghadap saat shalat. Para petugas kesehatan memantau aktivitas mereka.

Jemaah kemudian melakukan perjalanan menuju Mina, 7 km timur laut dari Masjidil Haram di Mekah, untuk melaksanakan wukuf  (berdiam diri) di Padang Arafah, di mana Nabi Muhammad menyampaikan khutbah terakhirnya.

Sekitar 500 relawan kesehatan disiapkan untuk memberikan bantuan medis. Sebanyak 62 layar juga dipasang untuk menyiarkan pesan-pesan pencegahan COVID dalam berbagai bahasa.

Selama bertahun-tahun pihak kerajaan menghabiskan miliaran dolar agar pertemuan keagamaan terbesar di dunia itu berlangsung lebih aman.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X