Pemerintah Diminta Berempati dengan Membuat Kebijakan Pro Nakes

- Minggu, 27 Juni 2021 | 13:03 WIB
Karyawan memakai masker saat beraktivitas di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (2/3/2020). (INDOZONE)
Karyawan memakai masker saat beraktivitas di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (2/3/2020). (INDOZONE)

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah dan masyarakat berempati kepada tenaga kesehatan yang bertugas dalam penanganan Covid-19.

Menurut dia, pemerintah harus memberikan perhatian dan empati kepada nakes lantaran mereka adalah garda terdepan dalam menghadapi pandemi Covid-19.  

“Pemerintah harus memberi perhatian dan empati kepada tenaga kesehatan, karena merekalah yang berhadapan langsung dengan pasien Covid-19. Pastikan semua hak mereka terpenuhi, baik menyangkut perlindungan dan keamanan diri, kesehatan, jam kerja hingga soal insentif yang telah dijanjikan," ujar Netty dalam keterangannya kepada Indozone, Minggu (27/6/2021).

Politisi PKS ini berkata empati kepada nakes harus dibangun, sebab, seiring lonjakan kasus Covid-19 banyak nakes yang mengalami kelelahan, minim istirahat, terpapar Covid-19, meninggal dan bahkan mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari pasien atau keluarga pasien.

"Pemerintah harus surplus empati pada kondisi yang tengah dihadapi tenaga kesehatan. Jangan sampai ada kebijakan yang tidak pro nakes,  seperti penundaan insentif, waktu dan beban kerja yang berlebihan, APD minim serta kurangnya suplai obat-obatan dan alkes," katanya.

"Kondisi itu menyulitkan nakes dalam menjalankan tugasnya dan menjadi  indikasi adanya defisit empati,"imbuhnya.

Politisi PKS ini menyampaikan, gugurnya satu tenaga kesehatan adalah kehilangan besar bagi dunia kesehatan. Hal ini pun menjadi dampak buruk dalam penanganan Covid-19 khususnya di Indonesia.

“Meninggalnya satu orang tenaga kesehatan menjadi kehilangan besar bagi dunia kesehatan Indonesia dan berimplikasi buruk terhadap penanganan Covid-19. Apalagi saat ini kita menghadapi lonjakan kasus dengan virus  varian baru yang lebih ganas dan mudah menular," urai Netty.

Maka dari itu, perhatian dan empati kepada nakes, kata Netty, juga harus ditunjukkan oleh masyarakat luas. Seperti halnya menerapkan protokol kesehatan agar dapat mengurang penularan Covid-19.

"Tunjukkan empati pada nakes yang sedang berjibaku menangani pasien  dengan disiplin prokes di mana saja. Jika masyarakat abai prokes, maka kasus akan terus melonjak dan beban nakes makin bertambah. Padahal nakes juga memiliki keluarga dan kehidupan pribadi yang harus dilindungi. Bersikap santun dan sabar dalam antri pelayanan juga akan sangat membantu tugas nakes," paparnya.

BACA JUGA: Epidemiolog Sebut Indonesia Bisa Tangani Pandemi Covid-19 dengan Baik, Asal…

Selain itu, kata Netty, terpenting adalah insentif terhadap nakes harus segera ditunaikan, apalagi mereka bekerja mengorbankan waktu hingga nyawa dalam menangani pasien Covid-19.

"Jangan ditunda-tunda dan terlambat pencairannya. Insentif itu adalah hak mereka yang wajib diberikan. Besarannya belum tentu setimpal dengan pengorbanan waktu, keringat, air mata dan bahkan nyawa dalam membantu penanganan pasien Covid-19," katanya.

 

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X