Materi asesmen tes wawasan kebangsaan (TWK) sebagai syarat alih status pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi sorotan. Sebab pertanyaannya cenderung dianggap tak relevan dengan tes wawasan kebangsaan.
Terkait hal tersebut Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti-Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Giri Suprapdiono mengaku sudah mendengar ada pertanyaan yang bertolak belakang dari hal wawasan kebangsaan.
Seperti halnya pertanyaan mengenai pencopotan jilbab bagi pegawai KPK atas nama negara, kemudian terkait persoalan perceraian pegawai, status jomblo pegawai bagi yang belum menikah hingga pertanyaan yang tidak ada kaitannya dengan wawasan kebangsaan.
"Saya tidak langsung dari orang pertama dengan tapi orang-orang saling bercerita bahwa ada yang ditanya dan membuat hati bergejolak," ujar Giri dalam acara Polemik MNC Trijaya, Sabtu (8/5/2021).
Giri sendiri merupakan salah satu pegawai KPK yang tidak lolos dalam test wawasan kebangsaan sebagai syarat alih status pegawai KPK menjadi ASN.
Baca Juga: Bitcoin Bukan Mata Uang Sah, Masyarakat Harus Waspada saat Beli Aset Kripto
Selain itu, dia juga mengaku mendengar juga terkait munculnya kabar mengenai doa qunut yang masuk di dalam tes wawasan kebangsaan.
"Ada yang mengaku demikian, saya mendengar langsung apakah anda mengucapkan natal? merayakannya? kebetulan yang ditanya keluarganya campuran pluralis jadi aman, tapi sebenarnya gapapa, ini untuk menguji sikap," tandasnya.