YLKI Nilai Indonesia Perlu Lakukan Kebijakan Bertahap untuk Kurangi Angka Perokok

- Rabu, 15 Desember 2021 | 13:02 WIB
Ilustrasi orang merokok. (Pexels/Lilartsy)
Ilustrasi orang merokok. (Pexels/Lilartsy)

Demi melindungi generasi muda dari paparan rokok, Selandia Baru baru saja menetapkan kebijakan melarang warganya yang lahir di periode 2008 ke atas membeli rokok seumur hidup. 

Hal tersebut tentunya berbanding terbalik dengan Indonesia yang hingga kini tingkat konsumsi rokoknya masih tinggi. Bahkan, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia. Dari jumlah itu, sebagian besarnya adalah kelompok remaja berusia 13-15 tahun.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, rokok adalah produk adiktif yang menimbulkan ketergantungan dan tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk bisa membuat kebijakan seperti yang dilakukan Selandia Baru, perlu dilakukan secara bertahap.

"Untuk menuju ke sana saya kira butuh gradual pause. Seperti Selandia Baru rokok sudah dijual dengan sangat mahal, iklan rokok tidak ada, penjualan ketengan juga tidak ada. Sementara di Indonesia masih ada semua," katanya, Selasa (14/12).

Ia menilai Indonesia sudah sepatutnya mulai melakukan kebijakan secara bertahap tersebut, seperti menetapkan larangan iklan rokok yang merupakan salah satu faktor pendukung yang sebabkan tingginya konsumsi rokok.

Berdasarkan data dari London School of Public Relations (LSPR), iklan rokok yang terpampang di media online sangat kuat ikatannya dengan perilaku merokok. Hal itu pun memicu pelajar yang sebelumnya tidak merokok, malah jadi merokok.

Selain itu, Indonesia masih dinilai sulit jika mengikuti kebijakan di Selandia Baru karena masih terdapat banyak pihak yang memanfaatkan kebijakan untuk kepentingan mereka.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X