Tanggapi Soal Ekonomi, Ini Alasan Rizal Ramli Sebut Indonesia Lebih Gawat dari Tahun 1998

- Kamis, 24 Desember 2020 | 19:37 WIB
Rizal Ramli (Instagram/ rizalramli.official)
Rizal Ramli (Instagram/ rizalramli.official)

Pakar ekonomi Indonesia Rizal Ramli mengungkapkan bahwa krisis yang terjadi di Indonesia saat ini lebih gawat dibandingkan krisis pada tahun 1998. 

Hal itu disampaikan Rizal saat diwawancarai oleh Fadli Zon di akun Youtube Fadli Zon Official pada Rabu (23/12/20).

"ANALISA TAJAM RIZAL RAMLI SOAL KEKACAUAN EKONOMI 2021. Fadli Zon versus Rizal Ramli "PART 1", judul video tersebut seperti dikutip Indozone pada Kamis (24/12/20).

Dalam video tersebut Fadli Zon meminta Rizal Ramli untuk memberikan pendapatnya mengenai ekonomi Indonesia di tengah resesi dan pandemi COVID-19.

"Bagaimana bang Rizal melihat ekonomi kita sekarang di tengah resesi, dan tentu saja pandemi COVID-19 yang kita tidak tahu sampai kapan akan berakhir," tanya Fadli pada Rizal.

Dalam penjelasannya, Rizal menyebut bahwa ekonomi Indonesia sudah mulai menurun sejak awal tahun 2020 atau sebelum adanya pandemi COVID-19. Dan ditambah lagi dengan adanya pandemi menjadikan ekonomi semakin jatuh kebawah.

"Ekonomi Indonesia menunjukkan perlambatan, pemerosotan bidang ekonomi makro. ditambah COVID-19 jadi lebih parah lagi," kata Rizal.

Rizal memprediksi bahwa awal tahun 2021 ekonomi Indonesia akan makin sulit dari pada krisis keuangan tahun 1998. Hal itu dikarenakan faktor COVID-19 yang menyebabkan penurunan produktivitas di semua sektor ekonomi dan sulitnya transaksi uang cash.

"Awal tahun depan semester satu, kita akan menghadapi kesulitan cashfull dan dampak dari krisis multidimensi, ini akan lebih gawat daripada tahun 1998. Tahun 1998 krisis moneter. Krisis Karena kebanyakan hutang," jelas Rizal.

Rizal juga menjelaskan jika dulu di krisis 1998 rakyat di luar pulau Jawa tidak ikut merasakannya, malah rakyat di luar Jawa semakin makmur lantaran para petani menjual hasil panennya seperti sawah, karet, coklat dihargai menjadi 15 perak. 

"Tapi rakyat di luar jawa malah senang karena petani sawah, karet, coklat yang tadinya dapat 1 perak jadi 15 perak, sehingga makin makmur," ungkap Rizal.

Namun yang kini dirasakan diluar Jawa tidak ada lagi akses kapasitas, berbagai macam komoditi menjadi masalah. Sehingga walaupun rupiah melemah tapi rakyat di dalam maupun di luar Jawa mengalami kesulitan yang sama.

"Kini diluar jawa tidak ada lagi akses kapasitas, macam-macam komoditi lagi problem jadi walaupun Rupiah melemah, kesulitan di dalam Jawa dan di luar Jawa nyaris sama," sambung Rizal.

Rizal juga memberikan contoh dari krisis ekonomi Indonesia yang terjadi saat ini, yaitu banyaknya mahasiswa yang tidak sanggup membayar uang kuliah.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X