Traffic Penerbangan Mulai Naik, Pengamat Ingatkan Maskapai Hal Ini

- Jumat, 10 Juli 2020 | 13:15 WIB
Calon penumpang memakai alat pelindung diri (APD) berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)
Calon penumpang memakai alat pelindung diri (APD) berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Paska transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ke new normal sejak awal Juni 2020 lalu, traffic penerbangan di Indonesia perlahan mulai meningkat. Peningkatan semakin terjadi semenjak pemerintah mulai mengendorkan aturan tes kesehatan dan menetapkan standarisasi biaya pelaksanaan rapid test di Indonesia. 

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Aviasi, Gatot Raharjo justru mengingatkan pihak maskapai penerbangan untuk betul-betul menjaga komitmennya dalam penyelenggaraan penerbangan yang aman dan sehat, melalui penerapan protokol kesehatan yang diwajibkan otoritas terkait. 

"Memang benar, peningkatan traffic penerbangan maupun penumpang ada kaitannya dengan pelonggaran yang dilakukan pemerintah baik kesehatan (rapid test) maupun relaksasi aturan-aturan lain," ujar Gatot kepada Indozone, saat dihubungi pada Jumat (10/7/2020). 

Menurut Gatot, kondisi pelonggaran ini harus dimanfaatkan oleh operator dengan bertanggung jawab, agar terbangun rasa percaya dari masyarakat terhadap maskapai penerbangan, agar para calon penumpang tidak ragu-ragu untuk terbang. 

"Artinya protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan dengan ketat. Sebab kalau protokol tidak dilaksanakan dan penyebaran Covid-19 jadi meluas, yang rugi juga kita semua, penerbangan bisa ditutup lagi," tuturnya. 

Kemudian yang kedua, kata Gatot, diakuinya traffic penerbangan mulai meningkat, namun peningkatan yang terjadi sebenarnya belum terlalu signifikan, baru berkisar antara 25-30% dari kondisi normal. Hal itu menurutnya disebabkan karena banyak objek wisata yang memang belum dibuka. 

Ia pun mengingatkan maskapai agar betul-betul selektif dalam menetapkan rute agar biaya operasional tetap efisien, dan tidak justru membebani keuangan perusahaan. 

"Jadi memang belum signifikan untuk menyehatkan maskapai seperti sediakala. Bahkan kalau pengaturannya tidak baik, misalnya rebutan slot dan rute yang ramai, maka hal itu akan bisa merugikan maskapai itu sendiri karena biaya penerbangan yang harus dikeluarkan maskapai saat ini tetap normal," pungkasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X