Program unggulan Kartu Prakerja milik pemerintah mendapat tantangan dari situs www.prakerja.org. Situs ini ini memuat program serupa berupa pelatihan secara virtual. Bedanya, situs itu memberikan pelatihan secara gratis.
"Gratis. Ini kata yang membuat beda dengan pelatihan prakerja dan tidak menggunakan dana pemerintah," kata Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (INSIS) Dian Permata kepada Indozone, Selasa (19/5/2020).
Munculnya situs pelatihan tandingan ini merupakan tamparan keras bagi pemerintah. Apalagi, ini salah satu program andalan pasangan Jokowi-Maruf selama putaran Pilpres 2019.
Menurut dia, kontroversi kelahiran situs itu makin memperpanjang daftar kontroversi program prakerja. Apalagi, program ini sudah makan tumbal staf khusus presiden lantaran kuat dugaan ada praktik kolusi dan korupsi.
Karenanya, tidak heran suara publik agar program tersebut dipelototi lembaga antikorupsi semakin kuat.
"Situs ini jadi membuat program pelatihan pra kerja milik pemerintah menjadi receh di mata pembuat dan penggagasnya. Di situ pesan satire," tutur dia.
Kata Dian, jika kode keras itu tidak direspons cepat atau meminjam istilah anak milenial tidak gercep (gerak cepat), maka khawatir program andalan pemerintah itu akan terus menjadi bahan olok-olokan.
"Bullying dan challenging terhadap akan makin massif muncul. Ujung-ujungnya, wibawa pemerintah akan hilang terhadap program tersebut," pungkas dia.