Usai Bicarakan Nabi Muhammad SAW, Ahok Minta Maaf, Katanya: Mohon Jangan Jadi Masalah

- Senin, 1 Maret 2021 | 18:14 WIB
Ahok sebut nabi Muhammad SAW bukan cuma pendakwah. (YouTube)
Ahok sebut nabi Muhammad SAW bukan cuma pendakwah. (YouTube)

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok cepat-cepat menyampaikan desclaimer saat membahas sosok Nabi Muhammad dalam Diskusi virtual dalam rangka Milad ke-9 Pesantren Motivasi Indonesia, baru-baru ini.

Desclaimer itu ia sampaikan karena ia khawatir ucapannya kembali dipersoalkan, seperti yang dulu pernah ia alami saat datang ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada 27 September 2016, yang akhirnya menjebloskannya ke dalam penjara.

Seperti diketahui, saat itu, Ahok menyitir isi Surat Almaidah ayat 51, mengingatkan warga bahwa program budi daya ikan kerapu di wilayah tersebut akan tetap berjalan meskipun ia tidak terpilih lagi.

"Kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu, enggak pilih saya karena dibohongi (orang tertentu) pakai Surat Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak Bapak Ibu. Kalau Bapak Ibu merasa nggak bisa pilih karena takut masuk neraka, dibodohin, begitu, oh nggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi Bapak Ibu," katanya waktu itu.

"Program ini (pemberian modal budi daya kerapu) jalan saja. Jadi Bapak Ibu enggak usah merasa nggak enak karena nuraninya nggak bisa pilih Ahok," tambah Ahok kala itu.

Kini, setelah berlalu 4 tahun lebih, Ahok bicara soal Nabi Muhammad yang menurutnya tak cuma berdakwah, tetapi juga berdagang.

Namun sebelum menyampaikan pandangannya, ia berkali-kali memohon maaf dan menyampaikan desclaimer.

"Saya kadang gak berani bikin kesimpulan, takutnya nanti jadi masalah lagi nanti. Ini mohon, ini jangan jadi masalah. Saya pikir, nabi Muhammad dulu bukan cuma dakwah ya. Beliau juga dagang gitu lho. Jadi ini jangan dipersoalkan. Nanti dibilang saya nafsir-nafsirkan nabi, nanti ribut lagi. Saya mohon-mohon maaf ini. Saya bikin desclaimer dulu ini," kata pria yang kini menjabat Komisaris Utama PT Pertamina itu.

Sebelum itu, mula-mula Ahok menyampaikan pandangannya terkait pola pendidikan di pondok pesantren (ponpes) yang selayaknya mampu berdikari dan memiliki penghasilan sendiri.

Ia mengandaikan ponpes yang demikian dengan mengutip pepatah Tiongkok, "punya sumur sendiri". Maksud dia, santri harus dilatih untuk bisa berbisnis dan punya penghasilan sendiri.

"Kita harus memikirkan bagaimana dia bisa punya sumur sendiri, yang sumurnya juga bisa menghidupi masyarakat di sekitar," katanya.

Ahok kemudian membagikan kisah tentang seorang kiai yang pernah ia temui suatu kali, di mana kiai itu punya banyak bisnis di Tiongkok, termasuk restoran non-halal.

Ia membagikan kisah itu dengan maksud agar santri juga bisa seperti kiai itu.

"Saya pernah ketemu kiai dari Tiongkok. Waktu itu masih Pak Sekda. Saya kaget itu. Saya lupa namanya. Dia pakai baju kaos, celana biasa, kayak kongkow di Gelodok. Gak tahunya dia itu lulusan dari Harvard, AS. Ini kiai ini. Dan dia punya banyak restoran banyak, yang non-halal di Tiongkok. Jadi santri ini dilatih bisnis ini. Dilatih bahasa Inggris  dengan baik. Dilatih belajar saham. Anak S-2 kalah," kata dia.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X