Puteri Soekarno Bongkar Skenario Besar Kudeta Militer yang Disokong AS dan Inggris

- Senin, 5 Oktober 2020 | 11:19 WIB
Presiden Soekarno mencium mesra istrinya, Dewi Seokarno. (Instagram)
Presiden Soekarno mencium mesra istrinya, Dewi Seokarno. (Instagram)

Puteri Soekarno Presiden Pertama Republik Indonesia yakni Kartika Sari Dewi Soekarno mengungkap skenario besar kudeta militer yang dipimpin Soeharto yang didukung oleh kekuatan Amerika dan Inggris pada tahun 1967.

Puteri Soekarno dari istri Jepangnya bernama Dewi Soekarno atau Naoko Nemoto secara blak-blakan menyampaikan hal itu di akun media Instagram miliknya Kartika Soekarno Fondation seperti yang dikutip INDOZONE, Senin (5/10/2020).

Kartika menyebut kalau kudeta militer untuk menggulingkan Presiden Soekarno sudah didesain dengan mengorbankan Belanda sebagai sekutunya karena kepentingan bisnis lebih utama. 

"Kebahagiaan yang berumur pendek ketika Ayah saya digulingkan dalam kudeta militer yang didukung oleh Amerika dan Inggris pada tahun 1967," kata Kartika.

Dia menyebut meskipun AS merupakan daerah bekas jajahan sendiri, Amerika dengan enggan memihak pada kemerdekaan Indonesia.

"Kesetiaan mereka pertama kali kepada Belanda, bekas Sekutu mereka dalam Perang Dunia II," katanya.

Kartika pun menyebut AS mengalihkan sekutu mereka ke Indonesia tetapi hanya untuk melayani kepentingan bisnis mereka dan untuk menempatkan kediktatoran militer sayap kanan yang menewaskan setidaknya satu juta warga sipil.

"Tidak peduli berapa banyak 'selama mereka Komunis mereka dibantai'. Dan begitu banyak yang terbunuh bahkan tidak tahu apa arti ideologi Komunisme," kata Kartika.

Dia juga mengatakan kalau kebijakan luar negeri pemerintah AS selama Perang Dingin merupakan perpanjangan dari Kolonialisme dan Rasisme.

"Yang mereka sebut Perang Salib Anti Komunisme membunuh Jutaan orang di Asia, Amerika Selatan dan Tengah," sebutnya. 

Tapi kebijakan AS bertolak belakang dengan kebijakan komunis di Eropa, yang lebih toleran terhadap partai politik Komunis dan Sosialis Eropa, yang dianggap sebagai "Saudara Putih Mereka".

"Untuk analisis mendalam, silakan baca The Jakarta Method oleh Vincent Bevins. @vincent.indonesia," sebutnya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A short lived happiness as my Father was overthrown in a military Coup backed by the Americans and British in 1967. Although a former colony themselves, the Americans reluctantly sided with Indonesia’s independence. Their loyalty was first to the Netherlands their former Allies in WWII. They switched their allegiance to Indonesia but only to serve American business interests and to put in place a right wing military dictatorship which killed at least a Million civilians. It did not matter how many “as long as they were Communists that they were being butchered”. And so many killed did not even know what the ideology of Communism meant. The US government foreign policy during the Cold War was an extension of Colonialism and Racism. Their so-called Anti Communism Crusade killed Millions in Asia, South and Central America’s. But, the US was tolerant of European Communist and Socialist political parties, “Their White Brother’s”. For in depth analysis, please read The Jakarta Method by Vincent Bevins. @vincent.bevins @soetjenmarching #coldwar #imperialism #racism #dictatorship #military #kartikasoekarnofoundation

A post shared by Kartika Soekarno Foundation (@kartikasoekarnofoundation) on

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X