Pejabat kesehatan di Kongo mengkonfirmasi wabah Ebola lain di timur negara itu pada hari Minggu (7/2). Pada 3 Februari sebelumnya, Menteri Kesehatan Eteni Longondo mengumumkan bahwa ada seorang wanita meninggal di kota Butembo di Provinsi Kivu Utara yang meninggal karena virus tersebut.
Wanita itu merasa mual selama beberapa hari sebelum diuji di sebuah klinik di sana. Dia kemudian pergi ke rumah sakit di Butembo, tetapi meninggal sebelum menerima hasilnya. Pemerintah pun telah mulai tracing setiap orang yang melakukan kontak dengannya untuk mencoba memberantas epidemi secepat mungkin.
Melansir Time, Rabu (10/2/2021), ebola adalah wabah ke-12 di Kongo sejak virus itu pertama kali ditemukan di negara itu pada 1976.
Wabah 2018 di Kongo Timur adalah yang paling mematikan kedua di dunia, menewaskan 2.299 orang sebelum berakhir pada Juni. Wabah itu berlangsung selama hampir dua tahun di tengah konflik antara kelompok bersenjata, epidemi campak terbesar di dunia, dan penyebaran Covid-19.
Pejabat kesehatan khawatir wabah Ebola baru dapat berdampak buruk pada sistem kesehatan negara, terutama saat menghadapi kebangkitan Covid-19.
Virus Ebola dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti muntahan, darah, atau air mani. Sementara sumber kontaminasi hingga kini masih belum diketahui.
