MPR Minta Petuah Megawati soal Amandemen UUD 1945

- Kamis, 10 Oktober 2019 | 22:05 WIB
Megawati Soekarnoputtri (tengah) berbincang Bamsoet (kiri) dan Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah di sela memberikan keterangan pers di kediaman Megawati, di Jakarta, Kamis (10/10). (Antara/Nova Wahyudi).
Megawati Soekarnoputtri (tengah) berbincang Bamsoet (kiri) dan Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah di sela memberikan keterangan pers di kediaman Megawati, di Jakarta, Kamis (10/10). (Antara/Nova Wahyudi).

Para pimpinan MPR menyambangi kediaman Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, di Jakarta, Kamis (10/10) sore tadi. Mereka ingin meminta petuah dari Ketua Umum PDIP itu soal Amandemen UUD 1945.

Selain itu, tujuan kedatangan para petinggi MPR juga untuk memberikan undangan pelantikan presiden, 20 Oktober mendatang. 

"Kami juga ingin dengar dari ibu (Megawati) bagaimana pikiran-pikirannya mengenai amendemen UUD sekarang. Perlu sekali kita bicara dengan ketum PDIP karena ini adalah partai terbesar," kata Wakil Ketua MPR, Fadel Muhammad.

Ketua MPR, Bambang Soesatyo, juga melontarkan pendapat selaras dengan Fadel. Selain itu, dia juga mengatakan amandemen akan tetap terbatas, serta dibuka seluas-luasnya demi menyerap aspirasi masyarakat.

"Kami ingin masyarakat ikut andil untuk memberikan masukan atas konstutusi yang akan kami jalankan ke depan," tutur Bamsoet dalam kesempatan yang sama.

Bamsoet menjelaskan, amandemen terbatas dimaksudkan lebih kepada perjalanan bangsa Indonesia ke depan dari sisi ekonomi. MPR ingin menciptakan blueprint yang semuanya mengacu ke satu buku induk, untuk 50-100 tahun ke depan.

Bamsoet juga memastikan amandemen nanti tidak akan membahas soal perubahan sistem pemilihan presiden.

"Dimaksud perubahan terbatas adalah menyangkut masalah ekonomi dan pembangunan Indonesia dalam 50-100 yang akan datang," ujar Bamsoet. (MA).

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X