Sidang putusan hasil sengketa Pilpres 2019 yang dihelat Mahkamah Konstitusi pada Kamis (27/6/2019), membuat Jalan Medan Merdeka menjadi padat. Bahkan area tersebut telah beralih "fungsi".
Seperti diberitakan Antara, Jl Medan Merdeka Selatan berubah menjadi lahan parkir liar kendaraan bermotor roda dua dan roda empat. Ratusan kendaraan bermotor roda dua berjajar empat hingga lima baris.
Keberadaan motor roda dua tersebut nyaris menutup sebagian jalan yang berada di depan komplek Tugu Monumen Nasional (Monas), sekitar 300 meter menuju pintu masuk parkir IRTI Monas.
Tak satu pun petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang menertibkan parkir liar ini. Justru, hal ini dimanfaatkan beberapa relawan dari Persaudaraan Alumni (PA) 212 hingga warga sekitar.
Parni (55) warga Jalan Jaksa, mengakui menjadi tukang parkir dadakan. Dia bisa mendapatkan Rp5000 untuk satu motor yang diparkirnya. "Lumayanlah, dari pagi sampai sekarang saya sudah dapat lima ratus ribu rupiah," kata Parni.
Sementara Asep, Relawan PA 212 yang berasal dari Cianjur, mengaku menjadi tukang parkir dadakan secara sukarela. "Saya ikhlas menjaganya, mereka semua saudara saya," katanya.
Selain menjadi lahar parkir liar, Jl Medan Merdeka juga berubah menjadi pasar kaget. Seperti yang terlihat di kawasan Jl Medan Merdeka Barat.
Kehadiran massa yang berunjuk rasa saat sidang MK membuat para pedagang mencari keuntungan. Beragam pedagang makanan dan minuman menjajakan dagangannya, berharap tuah dari para pendemo.
Sebut saja Sudini dan Heri Suhaeri yang menjajakan ketoprak dan siomay. Mereka mengaku mendapatkan untung dua hingga tiga kali lipat dengan berjualan di kawasan ini.
"Setengah hari udah dapet 400 ribu. Biasanya paling 150-an ribu kalau setengah hari," ujar Sudini.
Keuntungan berlimpah itu juga dirasakan Asep dan Suwarno, pedagang kopi keliling yang biasa mangkal di sekitar Monas. Mereka mengaku mampu mengantongi uang rata-rata hingga 500 ribu.
