Dosa Boeing kepada Lion Air Tak Hanya Sistem MCAS

- Senin, 28 Oktober 2019 | 11:46 WIB
Pesawat Lion Air (Antara).
Pesawat Lion Air (Antara).

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah merilis sejumlah fakta kecelakaan pesawat Boeing 737-8 (MAX) JT 610 milik Lion Air, di pantai Tanjung Karawang, 29 Oktober 2018. Dari beberapa fakta yang terungkap, kecelakaan itu disebabkan kelalaian Boeing. 

Ketidakpahaman pilot menggunakan peralatan Manoeuvring Characteristics Augmentation System (MCAS) menjadi salah satu sebab jatuhnya JT 610. Namun, masalah sistem MCAS bisa teratasi jika Boeing mencantumkannya dalam manual operasi pilot.

Pengamat penerbangan, Gerry Soejatman, mengatakan peralatan MCAS juga ada pada pesawat Boeing seri 737-7 dan seri 737-9. Namun, Boeing tidak membuat petunjuk operasional peralatan MCAS untuk dilihat pilot jika terjadi keadaan darurat.

"Memang itu (MCAS) tidak dikasih tau sama pabriknya (Boeing) kalau peralatan itu ada. Itu adalah keputusan pabrik dari awal," kata Gerry ketika dihubungi, Senin (28/10). 

Gerry menduga ada suatu cacat karakteristik di pesawat 737-8 (MAX) dan ingin ditutupi oleh Boeing. Situasi itu membuat instrumen MCAS tidak dimasukkan ke dalam manual operasi. 

Untuk diketahui, MCAS merupakan fitur yang otomatis mengatur hidung pesawat. MCAS baru akan berfungsi otomatis ketika sensor angle of attack (AOA) pesawat menunjukkan sudut berbahaya.

"Pilotnya itu juga bingung, mau diapain karena tidak ada petunjuknya," tutur Gerry. 

Dalam kasus Boeing 737-8 (MAX), fitur MCAS membuat roda stabilizer bergerak lalu mati secara berulang-ulang. Padahal tanpa ada input dari sang pilot. Pilot pun tidak tahu yang terjadi itu adalah runaway stabilizer, mengingat tidak tercantum dalam manual operasi.

"Cara penanganannya tidak diantisipasi dengan baik oleh Boeing dan pilotnya tidak mengerti itu kenapa,” ujar Gerry. (SN)

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X