Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Yusmada, menyatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melanjutkan pembangunan proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) fase A tanggul pantai sepanjang 11 kilometer.
Diketahui, NCICD merupakan program dari Pemprov DKI Jakarta, untuk penangulangan banjir rob di Teluk Jakarta. Dalam proyek NCICD, terdapat dua tanggul, yakni tanggul pantai dan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall).
Oleh karena itu, Kasi Perencanaan Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai SDA DKI Jakarta Putu Riska Komala membeberkan perbedaan antara tanggul pantai dan tanggul laut raksasa. Sekadar informasi, proyek NCICD dibagi dalam tiga fase, yakni fase A, B, dan C.
Baca Juga: Dari 2023 hingga 2025, Pemprov DKI Jakarta akan Bangun Tanggul Pantai 11 Kilometer
"Fase A disebut dengan tanggul pantai, kenapa? Karena dia adanya di pantai. Itu tugasnya salah satunya melindungi dari banjir rob," ujar Putu Riska saat dikonfrimasi, Rabu (4/1/2023).
"Nah, tanggul laut itu adanya di fase B dan fase C. Fase B dan C ada menjorok ke laut, seperti itu," sambubg Putu Riska.
Putu Riska menyatakan, proyek NCICD dari hulu, tengah hingga ke hilir secara keseluruhan.
"Cuma orang mengenalnya pembangunan tanggul itu dengan NCICD, jadi ada kesalahpahaman itu di situ," tambah Putu Riska.
Menurut Putu Riska, Fase A sudah ada yang dikerjakan oleh Pemprov DKI Jakarta dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sementara itu, fase B, menurut Putu Riska, sampai saat ini masih dalam berbentuk konsep dengan Badan Pembangunan Nasional (Bapenas).
Baca Juga: Memilukan, Bermain di Parit Bekas Galian Tanggul, Bocah Perempuan Asal Sergai Tewas
"Ada fase B itu yang belum dan masih dalam berbentuk konsep (bapenas)," pungkas Putu Riska.
