Enggak Hanya di Jakarta Lubang Buaya Juga Ada di Banyuwangi, Lokasi Pembantaian Korban PKI

- Rabu, 28 September 2022 | 16:42 WIB
Lubang Buaya Cemetuk, Banyuwangi. (Z Creators/Ahmad Hafiluddin)
Lubang Buaya Cemetuk, Banyuwangi. (Z Creators/Ahmad Hafiluddin)

Peristiwa pembantaian yang diduga dilakukan oleh pengikut PKI pernah terjadi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Peristiwa itu terjadi tepatnya pada 18 Oktober 1965.

Sebanyak 62 orang dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Muncar dimakamkan di Lubang Buaya Cemetuk.

Untuk mengenang peristiwa itu, dibangun Lubang Buaya Cemetuk yang juga dikenal Monumen Garuda Jaya. Lokasi berada di Dusun Cemetuk RT 03 RW 03, Cluring, Banyuwangi. 

Berdiri di lahan sekitar 500 meter persegi, Lubang Buaya Cemetuk terdapat puluhan pemuda Ansor Kecamatan Muncar disemayamkan di tiga (3) lubang. Satu lubang besar ukuran sekitar 2x7 meter menampung 42 jenazah. 

Sementara dua lubang lainnya, ukuran sekitar 2x3 meter masing-masing berisi 10 jasad, sehingga berjumlah 62 orang.

"Monumen Lubang Buaya itu dibangun di atas tanah milik mbah saya, Wono Karyo. Tapi sudah diwakafkan ke desa oleh mbah Jami cucu dari mbah Wono," ujar Suyoto cucu dari Wono Karyo dengan Rasinem di rumahnya, Rabu (28/9/2022).

Suyoto alias Pak Otok menceritakan, saat kejadian dirinya masih berusia remaja, sekitar 14 atau 15 tahun. Awalnya, peristiwa yang menelan korban sebanyak 62 orang itu dari sebuah perkelahian yang terjadi di Dusun Karangasem, saat ini masuk wilayah Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran.

Waktu itu, ada sebuah perkelahian antara puluhan warga Muncar yang tergabung dalam GP Ansor di bilangan Dusun Karangasem, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran. Sebagian anggota Ansor yang melarikan diri, tertangkap dan dibunuh di wilayah Dusun Cemetuk.

Dulunya, di Lubang Buaya Cemetuk hanya cekungan tanah yang dijadikan tempat untuk membuang sampah. Namun, dari kejadian itu korban yang tewas diletakkan begitu saja di tempat itu.

"Di lokasi monumen juga ada makam mbah Wono Karyo dan mbah Rasinem serta cucunya. Makam itu sudah ada sebelum peristiwa pertumpahan darah," katanya bercerita.

Markas PKI Tekek Meleng di Karangasem

-
Lubang Buaya Cemetuk, Banyuwangi. (Z Creators/Ahmad Hafiluddin)

Ketua RT 03 RW 03 Dusun Cemetuk, Wiwit Wijiantoro (61) menambahkan, saat mendatangi markas PKI di Dusun Karangasem dengan tokohnya yang dikenal Tekek Meleng, anggota GP Ansor Muncar saat itu diperkirakan jumlahnya lebih dari 62 orang.

Berdasar cerita yang berkembang di masyarakat, pada Sabtu, 18 Oktober 1965, di Karangasem ada sebuah pertemuan bagi pengikut Partai Komunis Indonesia di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Mendengar hal itu, puluhan anggota Ansor Muncar berangkat beramai-ramai, menggunakan kendaraan bak terbuka.

Menurut cerita, mereka membawa senjata mulai pedang, celurit, parang, dan beberapa senjata tajam yang populer di masa itu. Hingga, terjadilah peristiwa pertumpahan darah dan mengakibatkan puluhan orang meregang nyawa.

Halaman:

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X