Bank Sentral AS Mulai Panik Isu Corona, Ekonom: Indonesia Harus Tenang

- Selasa, 18 Februari 2020 | 16:30 WIB
Ilustrasi ekonomi. (ANTARA NEWS/Ardika)
Ilustrasi ekonomi. (ANTARA NEWS/Ardika)

Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) mulai khawatir terhadap dampak mewabahnya virus corona (Covid-19) yang bisa mengganggu perekonomian dunia.

Namun, gubernur The Fed, Jerome Powell mengawasi dengan cermat dampak dari penularan wabah tersebut. 

Meski demikian, Powell menyatakan bahwa wabah virus corona tersebut belum mengubah pandangan dasar The Fed terhadap ekonomi AS, atau harapan di antara banyak anggota Federal Open Market Committee (FOMC) bahwa suku bunga akan tetap ditahan tahun ini.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto menyebut pemerintah Indonesia harus tetap tenang. Tak dipungkiri, dampak dari Covid-19 tetap akan menghantam Indonesia. Hanya saja, dampak yang terjadi diperkirakan tidak akan bertahan lama. 

"Sesungguhnya dengan sistem perekonomian Indonesia yang terbuka, maka efek negatif perlambatan ekonomi global sebagai efek penyebaran Covid-19 juga mempengaruhi perekonomian nasional. Kegiatan ekspor dan impor dari dan ke Tiongkok terganggu, sehingga mendistorsi pasar yang berpotensi mengganggu ekosistem perekonomian. Hanya saja, efek negatif karena perlambatan ekonomi global yang dipicu oleh penyebaran Covid-19 relatif terbatas," ujar Ryan saat dihubungi Indozone, Selasa (18/2/2020). 

Penyebab lainnya bahwa ekonomi Indonesia akan tetap aman, kata Ryan, adalah karena Indonesia bukanlah eksportir yang dominan bagi Tiongkok dan tidak terlibat dalam global manufacturing supply chain. 

"Di samping itu, pasar domestik yang besar juga menjadi modal berharga bagi perekonomian nasional yang tercermin dari porsi konsumsi rumah tangga sebesar 57% terhadap total PDB Indonesia," ungkapnya. 

Menurut Ryan, jika efek virus corona masih berlanjut hingga akhir semester pertama tahun ini, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terpapar atau terdampak secara langsung dan tidak langsung. 

"Jadi sektor-sektor yang terdampak antara lain manufaktur, pariwisata (termasuk hotel, perdagangan, restoran dan hiburan), komoditas pertanian dan pertambangan, dan ekspor-impor," ungkapnya. 

Ryan pun mengusulkan kepada pemerintah untuk menyiapkan strategi yang antisipatif, agar dampak negatif yang dihasilkan oleh virus corona tidak mengganggu perekonomian Indonesia. 

"Ada baiknya pemerintah menyiapkan strategi yang antisipatif, supaya efek negatifnya terkendali. Bahkan target-target atau asumsi-asumsi makroekonomi dalam APBN 2020 pun bisa ditinjau ulang, karena lanskap perekonomian globalnya berubah dinamis karena disrupsi efek penyebaran Covid-19," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X