Lewat Forum WTO, Wamendag Protes Diskriminasi Terhadap Sawit Indonesia

- Kamis, 20 Februari 2020 | 21:20 WIB
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga (dua dari kiri), saat melakukan konsultasi dalam forum WTO (Organisasi Perdagangan Dunia). (Dok. Kementerian Perdagangan).
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga (dua dari kiri), saat melakukan konsultasi dalam forum WTO (Organisasi Perdagangan Dunia). (Dok. Kementerian Perdagangan).

Pemerintah Indonesia terus mempertanyakan perlakuan diskriminasi Uni Eropa terhadap kelapa sawit Indonesia. Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga memimpin delegasi Indonesia dalam konsultasi gugatan diskriminasi sawit Indonesia dalam forum WTO (Organisasi Perdagangan Dunia).

Ini merupakan langkah pertama dalam penyelesaian sengketa perdagangan di WTO. Dalam pertemuan ini, Jerry menyampaikan dengan tegas pesan pemerintah Indonesia. 

"Pesan kita jelas pada Uni Eropa bahwa mereka harus konsisten dengan retorika mereka dalam hal perdagangan internasional. Diskriminasi sawit jelas melanggar prinsip-prinsip perdagangan yang telah diatur dalam WTO," kata Jerry dalam keterangan pers yang diterima Indozone, Kamis (20/2/2020). 

Dalam pertemuan ini, delegasi Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan keberatan-keberatannya. Tak hanya dari pihak Indonesia, pihak Uni Eropa juga diberi kesempatan melontarkan pandangan mereka. 

Jerry mengungkapkan, semua keberatan dari pemerintah Indonesia sudah tersampaikan melalui forum konsultasi WTO ini. Prinsipnya, lanjut Jerry, Indonesia berhasil menekankan kepentingan. 

"Dalam closing statement-nya, Uni Eropa juga menghormati pandangan Indonesia," tutur Jerry. 

-
konsultasi gugatan diskriminasi sawit Indonesia dalam forum WTO (Organisasi Perdagangan Dunia). (Dok. Kementerian Perdagangan)

Wamendag mengatakan, perbedaan pandangan antara Indonesia dan Uni Eropa wajar terjadi. Hal itu, menurutnya, tak membuat hubungan Indonesia dengan Uni Eropa menjadi buruk. 

"Kita tetap bersahabat dengan mereka. Bahkan langkah kita menggugat diskriminasi sawit itu dilakukan agar kepentingan kedua pihak terwadahi. Jika kasus ini selesai, pengusaha dari Indonesia maupun Uni Eropa bisa melakukan aktivitas perdagangannya dengan lebih baik," ujar Jerry.


Untuk diketahui, produk kelapa sawit Indonesia mendapatkan hambatan di pasar Uni Eropa karena dianggap tidak ramah lingkungan. Indonesia sendiri sudah mempunyai kerangka sistematis untuk menuju industri sawit yang ramah lingkungan. 

Rencananya, Indonesia akan mengefektifkan implementasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO). Jerry menilai, Uni Eropa tidak perlu menghambat produk kelapa sawit Indonesia. 

"Indonesia jelas punya komitmen terhadap lingkungan. Seharusnya Uni Eropa mendukung implementasi sawit baik agar makin efektif pelaksanaannya," tutup Jerry.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X