Waspada Resesi Amerika, Ini Dampak ke Indonesia!

- Senin, 25 November 2019 | 09:38 WIB
Ilustrasi. (Reuters/Lindsey Wasson)
Ilustrasi. (Reuters/Lindsey Wasson)

Amerika Serikat (AS) dikabarkan sudah masuk tahap 'siaga 2' menjelang krisis, dari 12 indikator perekonomian, sudah tiga indikator yang berada di zona 'merah' atau dibawah standar normal. 

Adapun lima indikator sudah di zona 'kuning' atau waspada dan hanya tersisa empat indikator saja yang masih 'hijau' atau normal. 

Ekonom senior Bank BNI, Ryan Kiryanto menyebutkan, tiga indikator yang sudah masuk zona 'merah' antara lain yield surat utang negara yang mulai dikonversi, kemudian ekspor komoditas Amerika yang melemah, dan juga transhipment atau pengiriman barang yang volumenya sudah menurun hingga dibawah standar. 

"Sekarang banyak sekali truk-truk barang di Amerika yang sudah mengurangi volume angkutannya. Jadi itu sudah 'merah'. Kemudian yang 'kuning' bertambah, termasuk gaji pegawai dan provit dari korporasi yang berkurang. Yang 'hijau' tinggal empat indikator. Artinya posisi Amerika dalam kondisi waspada. Atau bisa dibilang 'siaga level 2'," ujar Ryan kepada Indozone, akhir pekan lalu. 

Menurut Ryan, jika Presiden Trump tidak segera mengubah kebijakannya, terutama soal isu perang dagang dengan China, maka di akhir tahun 2019 nanti krisis ekonomi akan benar-benar mengalami krisis. 

"Desember itu akan si asesmen lagi dan itu merahnya nambah. Jangan sampai terjadi seperti prediksi banyak orang bahwa jika itu terjadi, maka 2021 Amerika akan resesi," tuturnya. 

Lalu apa dampaknya bagi dunia, termasuk Indonesia? Ryan menyebut, krisis Amerika pasti akan sampai ke Indonesia karena Amerika merupakan negara dengan volume Ekonomi terbesar di dunia. Selain itu, ekonomi Indonesia juga menganut sistem terbuka. 

"Jadi suka tidak suka, jika AS mengalami perlambatan apalagi sampai resesi, pasti negara-negara mitra dagang AS akan terpukul. Sementara AS juga merupakan mitra dagang utama Indonesia. Kalau kita punya kawan sakit, pasti kita ikut sakit, itu teorinya," jelas Ryan. 

Indonesia, kata dia, harus bisa menggerakkan potensi dalam negeri agar mampu terlepas dari krisis dan terhindar dari perlambatan. 

"PR utama untuk tim ekonomi kita, harus bisa eksplorasi, eksploitasi domestik market dengan sebaik-baiknya. Kalau bisa pasar domestik dikuasai oleh domestik player, termasuk juga mencari pasar potensial lain, selain AS," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X