Bank Indonesia (BI) melaporkan, sejak wabah virus corona menjadi pandemi di Indonesia pada Februari lalu, pembayaran transaksi secara non tunai mengalami peningkatan cukup signifikan. Hal ini bisa terlihat dari pembayaran melalui ATM, kartu kredit, hingga kartu debet dan mobile banking yang meningkat drastis dibandingkan masa sebelum pandemi virus corona.
"Peningkatan terutama terjadi pada penggunaan transaksi pembayaran dengan mobile banking uang elektronik, yang ini menunjukkan preferensi masyarakat agar kebutuhan transaksi ekonomi dan keuangan digital yang terus meningkat," ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam video confference hari ini, Selasa (14/4/2020).
Perry mengapresiasi langkah sosialisasi yang dilakukan oleh perbankan, selain itu juga penyediaan teknologi informasi yang saat ini telah maju. Perbankan, kata dia, kemudian berkompetisi menyediakan layanan yang inovatif dan memudahkan para nasabah untuk bertransaksi.
"Bank Indonesia terus mengapresiasi berbagai upaya pelaku perbankan maupun pelaku transaksi sistem pembayaran, dan e-commerce dalam mendorong ekonomi keuangan digital untuk menggunakan pembayaran non tunai, termasuk mendukung program pemerintah dalam menyalurkan dana bantuan sosial melalui pembayaran nontunai," tuturnya.
Kedepan, kata Perry, Bank Indonesia bersama penyelenggara jasa sistem pembayaran, baik bank maupun non bank akan terus memperkuat transformasi digital untuk ekonomi di Indonesia, salah satunya melalui penerapan sistem pembayaran digital di Indonesia pada 2025.
"Termasuk peningkatan aktivasi QRIS yang secara meluas baik di merchant-merchant UMKM, pasar tradisional, lembaga sosial, dan tempat ibadah," pungkasnya.
